“Oh, kamu lagi stres, ya? Pantes aja menstruasinya telat!"
Hello, girls! pasti kalian gak asing kan dengan kalimat di atas? Biasanya nih, kalo ciwi-ciwi ada yang telat menstruasinya, temen-temennya pada ngira kalau penyebab telatnya karena doi lagi stres.
Hm, sebenarnya ada hubungannya gak sih antara stres dengan siklus terjadinya menstruasi? Yuk kita bahas!
Sebelum masuk ke pembahasan, kita bahas dulu yuk apa itu menstruasi?
Jadi, menurut (Tina, 2009), Menstruasi adalah perubahan fisiologis pada wanita yang ditandai dengan terjadinya penebalan pada dinding rahim dimana proses ini merupakan bagian dari organ reproduksi untuk mempersiapkan kehamilan. Saat menstruasi, uterus mengeluarkan darah, mukus, dan debrissel. Peristiwa itu disertai dengan pelepasan (deskuamasi) secara periodik ataupun siklik. Menstruasi terjadi sekitar 14 hari setelah seorang wanita mengalami ovulasi (Sukarni, 2013).
Umumnya nih ya, wanita akan mengalami menstruasi setiap bulannya dimulai dari waktu pubertas hingga menopause. Seorang wanita akan mengalami menstruasi yang teratur setelah mencapai umur 18 tahun (Manuaba, 2009). Siklus menstruasi adalah waktu sejak hari pertama wanita mengalami menstruasi hingga datangnya menstruasi pada periode berikutnya. Siklus menstruasi normalnya terjadi kurang lebih 21-35 hari dengan lama menstruasi selama 3-5 hari atau 7-8 hari (Proverawati, 2009).
Meskipun begitu, ada juga lho wanita yang tidak mengalami siklus menstruasi teratur. Apa saja ya penyebabnya?
Menurut  (Lim et al., 2018), ketidakteraturan siklus menstruasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan kepada remaja yang berada di Korea diantaranya yaitu fungsi hormon yang terganggu, tingkat pengendalian berat badan, jarang olahraga teratur, lama waktu tidur, dan stres.
Kok bisa, ya, stres jadi salah satu faktor yang bikin wanita telat menstruasi?
Nah, berdasarkan ilmu kesehatan, stres diduga dapat merangsang hypothalamus-pituitary-adrenal cortex aksis yang selanjutnya menghasilkan hormon kortisol dan penurunan hormon LH atau Leuteinizing Hormone. Hormon kortisol tersebut menimbulkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal dimana hormon yang termasuk adalah hormon reproduksi sehingga hal tersebut mempengaruhi siklus menstruasi pada wanita.
Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas diketahui bahwa tidak terdapat keterkaitan yang pasti antara tingkat stres pada mahasiswa dengan siklus terjadinya menstruasi. Umur responden yang diteliti berada di rentang 20-22 tahun dimana umur tersebut termasuk ke usia produktif dan berkemungkinan untuk memiliki tingkat stres yang tinggi.