Namun, semakin sulitnya bambu dan semakin sulit cara membuatnya, anak-anak menemukan alternatif lain dengan menggunakan pipa panjang. Tanpa harus repot melubangi seperi bambu, pipa panjang yang digunakan diikat dengan karet hitam besar di bagian ujung luarnya agar lebih erat sehingga suara dentuman terdengar lebih besar.Â
Kalau anak laki-laki memiliki banyak permainan, anak perempuan pun memiliki cara sendiri untuk seru bersama teman-temannya. Tentu dengan bermain masak-memasak menggunakan tungku dan peralatan memasak kecil dari tanah liat yang banyak dijual di pasar.Â
Alat masak itu sampai sekarang masih populer di kalangan anak perempuan. Bukan hanya bermain, mereka sering membuat masakan yang sesungguhnya seperti menggoreng telur yang betul bisa dimakan. Menggunakan ranting pohon yang ada sebagai kayu bakar, mereka sangat menikmati permainan yang mereka lakukan.Â
Anak-anak perempuan itu juga memiliki cara unik untuk bermain balon tiup berharag murah. Mereka melubangi tutup botol seukuran paku, kemudian menempel bahan pembuat balon tiup di lubang dari bagian dalam. Botol plastik tersebut diisi dengan iar kemudian menutupnya.Â
Saat botol plastik tersebut ditekan, maka air akan mengisi bahan balon melalui lubang tutup sehingga balin yang biasa ditiup itu akan membesar menjadi balon air. Ini tidak mudah memang, perlu kesabaran dalam menekan botol plastik agar tekanannya pas untuk menggelembungkan balon. Kalau tidak pas, balon tak akan menggelembung, tapi justru akan pecah karena tekanannya terlalu besar atau kurang.Â
Selain permainan itu, tentu saja dengan menggunakan tutup botol yang dilubangi lebih dari satu, anak-anak perempuan asyik bermain hujan buatan yang membuat mereka basah. Bermain besama teman rasanya memang sangat menyenangkan. Masa kecil menjadi masa yang sangat dirindukan karena kebahagiaan bermain meski dengan permainan sederhana.
Jarang dari mereka bermain bersama orang tua mereka. Biasanya orang tua mereka membuatkan mainan dan mereka memilih bermain bersama teman-teman. Itulah mengapa di kampung rasa setia kawan lebih erat terbentuk. Mereka bisa berbagi mainan tanpa iri, tanpa berebut dan bisa saling menghormati.Â
Namun, pandemi membuat banyak hal berubah. Sekolah daring (dalam jaringan) membuat orang tua mereka membelikan gawai dan memasang wifi murah di rumah-rumah. Mereka sering lebih memilih main handphone dibanding main bersama teman-teman. Boneka dan sejenisnya tak lagi menjadi daya tarik, tapi aplikasi joged lebih menarik hati mereka.