Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jamal, Janda Malaysia

7 Agustus 2019   07:56 Diperbarui: 7 Agustus 2019   08:02 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekarang, mulai jarang orang yang mau jadi ART, apalagi menginap. Banyak orang lebih suka pergi bekerja di luar negeri untuk bisa mendapatkan gaji yang lebih besar. 

Sebagian besar masyarakat dengan pendidikan yang kurang tinggi yang memilih jalan ini untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin hari semakin meningkat. 

Harga kebutuhan pokok, sekolah dan kesehatan menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Penghasilan sebagai pekerja serabutan atau berjualan keliling tidak bisa menjanjikan. 

Apalagi bagi para single parent yang harus menghidupi anak hasil perceraian hidup ataupun mati. Alasannya memang hanya semata-mata untuk mendapatkan lebih banyak uang.

Namun, masih ada yang tidak tega meninggalkan anaknya terlalu lama dan jauh. Mereka memilih menjadi ART di kota dan menginap di rumah majikannya agar mendapatkan gaji yang lebih besar. 

Standar gaji ART yang tidak menginap kisaran Rp 600.00 - Rp 800.000 tergantung lamanya bekerja. Biasanya ada yang sampai siang, atau sore. Untuk yang menginap sekitar Rp 1.000.000, atau tergantung kedermawanan si majikan. 

Bi Niah. seorang pembantu di rumah tetangga juga akhirnya memilih menjadi ART yang menginap karena rumahnya jauh dari Kota. Dia memilih menjadi pembantu di kota agar tetap bisa pulang sewaktu-waktu kalau anaknya membutuhkan. 

Anak korban perceraian itu dititipkannya di rumah ibunya yang belum terlalu tua. Ia bekerja untuk dapat menghidupi ibu dan anaknya karena hampir semua adiknya juga hidup susah. Bi Niah berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri, tanpa meminta ke orang lain. 

Dia bercerita perjalanan rumah tangganya yang kandas karena masalah yang sampai sekarang tidak diketahuinya. Mereka hidup rukun pada awal pernikahan dan menumpang di rumah saudara dari suaminya. Karena tidak nyamn hidup menumpang, si suami akhirnya memutuskan untuk menjadi TKI ke malaysia. 

Berharap bisa membuat rumah sendirii untuk mereka bertiga. Bayi di dalam kandungan BI Niah juag butuh tempat tinggal. Bi Niah pun ikhlas suaminya bekerja jauh agar kehidupan mereka bisa lebih baik. 

Namun, ternyata Bi Niah salah. Suaminya jarang memberikan uang belaja. Ketika mengirim uang untuk membangun rumah pun, uang belanja yang diberikan pada istrinya tidak seberapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun