Mohon tunggu...
shafa saidah
shafa saidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Luapkan dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Filosofi Puncak

6 Maret 2021   11:00 Diperbarui: 6 Maret 2021   10:59 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dok. Pribadi, 2019)

Puncak...

Terkadang memiliki posisi tinggi itu tujuan kita, entah itu jabatan, impian, harapan, pencapaian atau bahkan hanya sekadar khayalan. Membayangkan betapa indahnya berada di puncak dengan melihat begitu indah pemandangan dibawahnya. Tapi pernahkah terlintas bahwa untuk mencapai puncak tersebut harus melalui berbagai rintangan yang ada?

Memang benar untuk mencapai suatu tujuan perlu adanya perjuangan, apapun jabatannya, harapannya, cita - citanya selalu ada batu kerikil yang menghadang jalanmu, selalu ada benteng yang membatasi jalan akhirmu, selalu ada gelap yang menutup tujuanmu, selalu ada badai yang menerpa kegigihan mu, dan selalu ada tangis yang menyerang amarahmu.

Jika kamu tersesat akan kehilangan arah, indahnya puncak sudah tidak lagi menjadi tujuanmu, tangis dan lelah menerpa dirimu. Isitirahat sejenak, jernihkan pikiranmu digelapnya malam yang dihiasi bintang dengan hening hanya suara gemercik air sungai yang terdengar. Ucapkan pada raga mu “kamu hebat, kamu sudah sejauh ini, ingat orang tersayang yang ingin kau bahagiakan, jangan menyerah. Jatuh boleh, tapi kamu harus bangkit kembali”

Hal itu memang sengaja dibuat, sengaja diatur skenarionya oleh sang pencipta. Ia hanya sekadar ingin tau seberapa besar perjuanganmu, melihatmu jatuh dan menangis untuk kembali berdiri bukan untuk menyerah. Percayalah sedikit lagi semua perjuanganmu akan terbayarkan, jangan terus berpikir “kapan hal indah akan datang” pasti akan datang, tunggu sebentar saja.

Pesanku saat kau sampai dipuncak nanti jangan menjadi sosok yang merasa hebat, jangan menjadi makhkluk yang tinggi hati, jangan menganggap orang lain dibawahmu kecil, karena mereka melihat dirimu dari bawah juga kecil. Tapi ingat saat kau menaiki puncak tersebut seberapa banyak orang yang selalu mengulurkan tangannya untuk dirimu agar kau kembali berdiri, atau hanya memberi mu semangat saat kau merasa ingin menyerah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun