Mohon tunggu...
Shafa Maulana Dewi K
Shafa Maulana Dewi K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenaikan Suku Bunga Serentak, Kekuatan Dolar Amerika Serikat, dan Peningkatan Risiko Resesi Global Tahun 2023

8 Oktober 2022   23:59 Diperbarui: 9 Oktober 2022   00:02 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suku bunga meningkat, inflasi terus berlanjut, dan banyak mata uang kehilangan nilainya terhadap dolar. World Trade Organization (WTO), organisasi perdagangan dunia menyatakan bahwa dunia sedang menuju resesi global. Terlepas dari lemahnya prospek ekonomi, Amerika Serikat diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dari negara-negara kaya lainnya dan suku bunga tinggi membuat aset Amerika Serikat lebih menarik bagi investor global. 

Brad Setser, anggota senior di Council of Foreign Relations mengatakan bahwa, "Kenaikan The Fed ditambah kekuatan dolar telah memberi harga satu set pasar negara berkembang dan perbatasan keluar dari obligasi dolar, dan mereka menghadapi peningkatan tekanan yang stabil, selanjutnya itu telah menghasilkan stres yang signifikan."

Kenaikan nilai dolar menghasilkan serangkain efek ekonomi tingkat kedua yaitu untuk negara dan perusahaan dengan utang yang besar dalam mata uang dolar membuat pembayaran akan lebih sulit.

Dunia menaikkan suku bunga bersama dan tentunya mempertajam prospek resesi global. Sebagian besar bank sentral di dunia menaikkan suku bunga secara bersama-sama selin Cina, Turki, dan Rusia. Pemerintah dan bank sentral di sebagaian besar negara di dunia menghadapi tantangan ganda yaitu perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi tinggi. Ayhan Kose, pejabat Bank Dunia mengatakan bahwa "Karena mereka sangat sinkron di seluruh negara, mereka dapat saling memperparah kondisi keuangan semakin ketat dan mempertajam perlambatan pertumbuhan global." Pertumbuhan ekonomi dan kebijakan moneter lebih ketat, namun hal tersebut tidak mempengaruhi setiap negara secara merata. Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve membuat dolar telah memperoleh nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya. 

Presiden Grup Bank Dunia, David Malpass mengatakan bahwa "Pertumbuhan global melambat tajam dengan kemungkinan bahwa perlambatan akan terjadi lebih lanjut karena banyak negara jatuh ke dalam resesi. Kekhawatiran mendalam saya pada hal ini adalah tren resesi ini akan bertahan dengan konsekuensi jangka panjang akan menghancurkan orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang."

Sebagai contoh, Zambia baru-baru ini menerima dana dari International Monetary Fund (IMF) sebagai dana talangan setelah negara tersebut gagal bayar sebagian utangnya pada tahun 2020. Zambia terpukul naik oleh penurunan ekonomi tahun 2020 dan kenaikan harga pupuk setelah invasi Rusia ke Ukraina. Nilai tukar untuk mata uang domestiknya yaitu kwacha dengan dolar memburuk, 10 kwacha ke dolar menjadi 20.  Jadi, karena dolar menjadi lebih kuat relatif terhadap mata uang, pembayaran menjadi jauh lebih mahal dalam hal mata uang domestik.

Bank sentral di seluruh dunia harus dapat bertahan mengupayakan pengendalian inflasi tanpa menyentuh resesi global. Upaya tersebut harus disertai dengan tindakan bersama oleh beberapa pembuat kebijakan:

  1. Bank sentral harus mengomunikasikan keputusan kebijakan dengan jelas dan menjaga independensi mereka.

Hal ini dapat membantu menopang ekspektasi inflasi dan mengurangi tingkat pengetatan yang diperlukan. Bank sentral di negara maju harus meningat efek limpahan dari pengetatan moneter. Di pasar dan ekonomi berkembang, bank sentral harus memperkuat peraturan makroprudensial dan membangun cadangan devisa. 

  1. Otoritas fiskal mengalibrasi penarikan langkah-langkah dukungan fiskal disertai tindakan memastikan konsistensi dengan tujuan kebijakan moneter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun