Mohon tunggu...
Shafa HannunKhairunnisa
Shafa HannunKhairunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Layanan Konseling Islam untuk Kesehatan Mental Remaja

31 Januari 2023   23:49 Diperbarui: 31 Januari 2023   23:51 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Layanan konseling merupakan bidang pendidikan yang memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini, tawaran bimbingan ditujukan untuk mengelola kompetensi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dan permasalahan beberapa siswa. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi fisik, intelektual, sosial, personal, dan spiritual. Semua kompetensi tersebut harus diimplementasikan dalam diri setiap individu secara serasi, serasi dan seimbang, yang pada akhirnya bermuara pada tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Bimbingan dan bimbingan merupakan solusi terbaik dari berbagai permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan, khususnya bagi peserta didik yang permasalahannya tidak dapat diselesaikan oleh guru biasa, khususnya bimbingan dan kepemimpinan Islam. Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu program pelatihan yang bertujuan untuk mereformasi sistem pendidikan nasional. Bila kita mencermati arti dan tujuan bimbingan dan konseling, maka sangat penting untuk mencoba memantapkan arah kehidupan generasi muda dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental masyarakat lain, atau kepada peserta didik untuk menjadi dirinya sendiri. cukup untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Tujuan penyuluhan adalah membantu siswa atau pengawas untuk mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas perkembangan yang harus dikuasainya dengan sebaik mungkin agar dapat memantapkan dirinya sebagai warga sekolah yang harus taat aturan menjadi warga negara yang taat aturan dan menjadi hamba Tuhan. (Bulu et al., 2021)

Masa remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting dan pesat, diawali dengan pematangan organ fisik sehingga dapat bereproduksi dengan baik. Masa ini meliputi masa remaja awal, masa remaja tengah, dan masa remaja akhir. Remaja awal berusia 11-14 tahun, remaja tengah berusia 14-17 tahun dan remaja akhir berusia 17-20 tahun. Masa remaja awal adalah transisi seseorang dari masa kanak-kanak ke masa remaja, ketika bidang perkembangan fisik, sosial dan emosional belum matang, sedangkan masa remaja tengah cukup matang secara sosial dan emosional untuk membentuk hubungan yang baik dengan teman, misalnya. atau untuk memastikan untuk mengambil pekerjaan itu. keputusan positif Masa remaja adalah keadaan dan kondisi seseorang untuk berkembang dan matang secara fisik, sosial dan emosional. Perkembangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain. seperti nutrisi yang tepat untuk mencapai perkembangan fisik yang ideal, pola asuh orang tua dalam pembinaan disiplin dan sejenisnya, serta berbagai konflik internal dan eksternal yang muncul. Anak muda biasanya berani bereksplorasi dalam pencarian jati dirinya, sehingga sering muncul konflik. Konflik pada remaja dapat berupa konflik eksternal dan konflik internal apabila kedua hal tersebut saling berkaitan. Remaja biasanya memiliki masalah dengan orang tua, teman dan lingkungan. Hal ini dipicu oleh perbedaan keinginan para pemuda tersebut, yang bertentangan dengan faktor-faktor di luar diri para pemuda tersebut. Konflik remaja dengan orang tua muncul dari interaksi negatif antara remaja dan orang tua tentang pekerjaan di rumah, penggunaan perangkat, waktu belajar, dan bahkan kinerja sekolah. Selain konflik, beberapa remaja juga bermasalah dengan lingkungan sosialnya. Konflik sosial muncul dari konflik perbedaan nilai, asimilasi dan pluralisme, seperti pertengkaran remaja, ujaran kebencian, kekerasan fisik yang mengarah pada sikap antisosial dan kemampuan komunikasi yang buruk serta tutur kata yang baik. Selain dua contoh konflik tersebut, anak muda juga mengalami konflik internal yang biasa muncul Kurangnya pengaturan emosi biasanya memanifestasikan dirinya dalam gangguan kecemasan, stres, dan bahkan depresi. Dengan demikian, permasalahan remaja merupakan kondisi kompleks yang memerlukan penanganan yang tepat dan komprehensif untuk menyelamatkan kaum muda dan masa depan mereka. (Saimun, 2022)

PEMBAHASAN

Kesehatan mental dihindari oleh penderita gejala gangguan jiwa (neurosis) dan gejala gangguan jiwa (psikosis) serta mampu menyesuaikan diri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana dia tinggal, sehingga dia bisa mengembangkan dan menggunakan semua peluang, keterampilan dan kualitas yang ada sebanyak mungkin untuk membawa kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain dan harmoni sejati antara fungsi jiwa. (Warniyanti, 2017) Dalam kondisi yang terputus hubungan baik dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia dan lingkungan, individu tersebut merasa tidak memiliki pegangan yang kuat sebagai pedoman hidupnya. Individu yang demikian itu akhirnya merasa terombang-ambing dalam kesendiriannya, ia bisa mengalami stres bahkan depresi. Inilah tragedi dunia modern, yang tidak semua mendatangkan keberuntungan dan kebermanfaatan dalam artian yang positif, namun lebih banyak ke arah negatif berupa kemanusiaan modern sebagai kesengsaraan rohaniah. Modernitas pun telah menyeret manusia pada kegersangan spiritual. Di sinilah urgensinya untuk mendalami konsep konseling Islami pendekatan untuk membantu masyarakat modern. Sebagaimana dijelaskan di atas, bahaya yang dihadapi masyarakat modern saat ini, di satu sisi merupakan akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan di sisi lain, karena manusia tidak menyadari kelemahannya dan melupakannya. Di era globalisasi ini, konseling Islam memberikan jalan untuk dikenal dan didengar. Selain itu, konseling Islami juga merupakan layanan yang mengusahakan pola pikir yang sehat dan sejahtera, serta dapat juga mengantarkan manusia untuk hidup sakinah, memiliki kehidupan yang tenang dan pikiran yang damai karena selalu dekat dengan Tuhan. (Muzaki & Saputra, 2019)

Remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa berada dalam peralihan atau di atas jembatan goyang, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan, dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri, masa ini mulai kira-kira umur 13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 tahun. Masalah kesehatan mental adalah setiap gejala atau pola perilaku seseorang yang berhubungan dengan kesusahan dan kecacatan seseorang. Perubahan perilaku ini membawa risiko kematian, penyakit, dan kecanduan. Masa remaja adalah periode transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, periode kematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat. psikosis, Gangguan emosi dan perilaku (gangguan MEB) seperti depresi, masalah perilaku, dan penyalahgunaan zat pada anak-anak dan remaja memberikan beban berat bagi keluarga, negara, dan diri mereka sendiri . Dampak gangguan kesehatan jiwa pada remaja meliputi dampak positif dan dampak negatif. Efek positifnya adalah remaja dapat mengalami masa-masa stress dan gangguan kesehatan mental lainnya para remaja ini kemudian dapat belajar dari pengalaman yang menyebabkan kekecewaan tersebut dan memotivasi mereka untuk terus berusaha menjadi lebih baik. Efek negatif jika remaja tidak mampu mengatasi stres dan masalah kesehatan mental lainnya dapat terjadi: kenakalan remaja, kecanduan narkoba dan alkohol, kebebasan seksual, gangguan makan, bunuh diri, gangguan mental dan kekurangan percaya diri. (Rosmalina, 2016)

PENUTUP

Dalam konsep kesehatan jiwa Islam, pandangan tentang stigma Gangguan jiwa atau gangguan mental tidak jauh berbeda dengan pandangan para profesional kesehatan jiwa pada umumnya. Namun yang ditekankan di sini dalam konsep kesehatan jiwa Islam adalah bahwa stigma gangguan jiwa berasal dari anggapan bahwa gangguan jiwa adalah gangguan jiwa. Pada saat orang harus bersembunyi dari masalah kehidupan, semuanya materialistis dan terkadang sangat egois dan pribadi. Hubungan antar manusia di zaman modern juga cenderung “obyektif”. Masyarakat yang harmonis secara tradisional telah tergerus oleh gelombang masyarakat modern yang ramping. Fenomena tersebut membuat masyarakat semakin kehilangan jati dirinya. Kondisi seperti itu juga menuntut agar manusia benar-benar bisa bertahan melalui pengendalian diri, kemudian karakter yang kuat. (Siregar, 2022)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun