Mohon tunggu...
Shadrina Rizki Amalia
Shadrina Rizki Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Occupational Health and Safety

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Literasi Digital Mencegah Penyebaran Hoaks di Kalangan Mahasiswa

16 Juni 2022   10:46 Diperbarui: 16 Juni 2022   10:55 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi perilaku maupun sikap mahasiswa. Salah satu perkembangan teknologi yang begitu pesat adalah media sosial. Kemudahan penggunaan media sosial yang ditawarkan menjadi wadah penyebaran informasi yang dapat berpengaruh terhadap mahasiswa. Dalam media sosial mahasiswa dapat memberikan informasi palsu tanpa dikonfirmasi kembali kebenarannya. Pemberian informasi palsu atau hoax memiliki tujuan agar dapat menggiring opini dan berpotensi adanya penyebaran ujaran kebencian. Kini, mahasiswa dapat berpendapat secara bebas dibalik akun media sosial tanpa diketahui identitasnya. Media sosial merupakan alat komunikasi paling efektif di era yang serba digital saat ini. ada berbagai macam sosial media seperti WhatsApp, Twitter, Instagram, Facebook, dan lain lain. Dengan demikian, media sosial merupakan media yang paling efektif dalam menyebarkan informasi palsu kepada publik dikarenakan tidak adanya aturan yang mengekang dalam penulisan berita informasi palsu tersebut. 

Pemberian informasi palsu atau hoax dapat menimbulkan berbagai macam masalah. Mulai dari adu domba, memicu adanya perpecahan, menyebarkan fitnah hingga mencemarkan nama baik seseorang atau suatu instansi. Dampak dari penyebaran hoax juga dapat menyerang kesehatan mental seseorang. Ada beberapa orang yang tidak memiliki mental yang kuat sehingga ketika mendapat ujaran kebencian atau mendapat pandangan buruk dari orang-orang disekitarnya bisa memunculkan penyakit mental seperti rasa cemas atau anxiety, depresi, hingga rasa ingin bunuh diri. Dalam hal ini, mahasiswa harus menghadapi tantangan dari perkembangan teknologi saat ini. Mahasiswa harus mampu mengikuti perkembangan teknologi digital dan internet. Ini berarti kecepatan, aksesibilitas, dan jangkauan yang menyertainya. Kebaruan di berbagai bidang benar-benar dapat mengubah struktur sosial, ekonomi, budaya dan masyarakat dan memiliki banyak efek positif. 

Dalam menghadapi permasalahan dari teknologi saat ini yaitu persebaran hoax yang merajalela, mahasiswa dapat menyikapinya dengan melakukan literasi digital. Literasi digital merupakan hasil dari perkembangan media digital. Literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan membaca namun juga kemampuan memahami, memilah, menyimpan, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital seperti media sosial atau platform berita. Hal ini pembaca berita atau informasi akan membutuhkan pemikiran kritis ketika menilai berbagai informasi akademik dan non-akademik di media digital. Informasi tentang berbagai bentuk media digital tersebut menuntut seseorang untuk memiliki kemampuan digital agar tidak terjebak dalam ruang-ruang kesalahan. Namun pada kenyataannya literasi digital masih jarang dilakukan di Indonesia.

Penyebaran hoax di kalangan mahasiswa sudah mengalami penurunan, hal ini dapat dibuktikan pada grafik tingkat seringnya mahasiswa meneruskan berita ke orang lain serta tingkat tanggung jawab mahasiswa terhadap berita yang mereka sebarkan. Mahasiswa tidak selalu meneruskan berita atau informasi yang mereka dapat, karena mereka selalu bertanggung jawab dengan apa yang mereka bagikan berita atau informasi ke orang lain.

 Literasi digital dapat ditingkatkan, yaitu yang pertama dengan mengembangkan kesadaran dari per individu tentang keakuratan paparan informasi dengan memilah sumber. Yang kedua dengan memperkaya diri sendiri dengan ilmu agar tingkat pengetahuan dari diri kita dapat terbangun dan menjadi lebih kuat. Yang ke tiga dengan lebih pintar membandingkan informasi yang sama dari informasi satu ke informasi yang lain agar dapat menyikapi dari berbagai sudut pandang. Yang keempat dengan menilai opini diri sendiri apakah opini kita sudah cukup rasional atau masih biasa dengan segala sumber yang kita gunakan. Yang terakhir yaitu dengan menumbuhkan budaya mengoreksi kembali suatu berita dan selalu mengoreksi informasi palsu yang beredar. Dengan cara-cara tersebut mahasiswa diharapkan dapat mencegah terjadinya persebaran hoax.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun