Mohon tunggu...
Shabrina Ammara
Shabrina Ammara Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMPN 2 Cililin

hiii welcome to my bio salam kenal dengan Shabrina. Shabrina meruapakan siswa SMPN 2 Cililin, saat ini duduk di bangku kelas 9. Selain suka membaca Shabrina punya hobi lain seperti, menonton film dengan genre anime. Jejak bisa ditemukan di instagram @shbryn12

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Titik Nol Kilometer

26 Oktober 2021   12:28 Diperbarui: 26 Oktober 2021   12:32 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Menjadi bagian dari GAMA memang sudah menjadi impian Reyna sejak dulu, rasa rasanya seperti mimpi ketika ia dinyatakan lulus seleksi SBMPTN 1 tahun yang lalu. Meski sedih harus meninggalkan ibu kota serta keluarga dan teman teman disana, Reyna gunakan kesempatan itu juga untuk bisa melupakan semuanya, kenangan yang Reyna ukir bersama seseorang yang entahlah orang itu berada dimana sekarang. Hilang seperti ditelan bumi, muak rasanya jika harus mengingat kembali semuanya. Terlintas semua omong kosongnya pada Reyna tidak ada satupun yang berhasil ia tepati. 

 Ditengah ramainya kota Jogja, sore ini tujuan Reyna sekarang menuju titik nol kilometer, melepas penat setelah seharian kuliah. Mengambil jurusan kedokteran memang seperti memicu argenalin, dimana pendidikan yang memakan waktu banyak. Tetapi tidak menyurutkan Reyna untuk menggapai cita citanya. Setelah mendapatkan agle yang pas untuk duduk, segera ia buka macbook yang dahulu ia simpan di totebag cream miliknya, entah kenapa tiba tiba perhatian Reyna teralihkan pada pria berposturan tinggi dengan bahu yang lebar disebrang sana. 

"Bukan Rey bukan" Mencoba Reyna meyakinkan dirinya bahwa yang ia liat bukanlah seseorang yang ia kenal, tapi semakin Reyna membuang pikiran tentang pria tersebut semakin Reyna penasaran. 

 Seakan hening tidak ada suara, sunyi, kota seperti berhenti secara tiba tiba. Pria itu? 

"Rey-Reyhan?" 

 Susah payah Reyna melupakan semuanya, susah payah Reyna menyemangati dirinya sendiri untuk tetap melangkah maju disaat orang yang Reyna sayang pergi. Hari ini semuanya hancur, air mata sudah tidak bisa lagi terbendung, bergegas Reyna untuk pergi dari tempat semulanya membereskan semuanya sebelum pikiran Reyna direnggut kembali oleh kenangan itu. 

 Reyna sudah tidak bisa lagi mengontrol dirinya sendiri, perasaan yang Reyna sendiripun tidak ia mengerti sebenernya ini apa? Pertanyaan demi pertanyaan memenuhi isi kepala, seperti akan meledak tidak bisa Reyna tidak bisa seperti ini. 

 4 bolah bola mata berhasil bertatapan satu sama lain, tubuh Reyna dingin mulutnya bungkam tak bisa berkutik sedikit pun, Kenapa? Kenapa harus sekarang? Kenapa disaat seperti ini? Kejadian itu seperti terekam kembali, teringat jelas dibenak Reyna. 

Hari itu tepat Reyna genap 18 tahun, hari dimana seharusnya Reyna merasakan kebahagian, mendapatkan kejutan yang spesial. Terselip satu surat disana tertulis dari Reyhan untuk Reyna, tanpa memikirkan perasaan Reyna sedikitpun, tanpa membicarakannya terlebih dahulu dengan Reyna. 

Dengan mudahnya Reyhan pergi meninggalkan Reyna, dirinya akan melanjutkan perguruan tinggi di Amerika dan tepat hari itu juga merupakan jadwal penerbangannya menuju Amerika. Naas Reyna tidak bisa melakukan apapun lagi, tiba di bandara Soekarno-hatta pesawat AirAsia dengan tujuannya ke Amerika sudah melaju 10 menit yang lalu.

 Kecewa, Reyna benar benar kecewa tidak menyangka ia melakukan ini kepada dirinya, apa ia tidak lagi menyayangi Reyna? Dengan mudahnya ia pergi nan jauh kesana melupakan semua janji janji yang ia sendiri buat dan tanpa rasa bersalah setelah 1 tahun pergi menghilang, ia Reyhan berdiri tepat dihadapan Reyna.  

"Maaf" Satu kata yang berhasil keluar dari mulut Reyhan dengan suaranya yang terdengar bergetar tidak kuasa. 

 Dibalik rambut panjangnya yang terurai lembut, sendari tadi Reyna memang tidak bisa membendung air matanya itu, banjir disana tak henti hentinya Reyna menangis namun, 1 kata maaf tadi yang terdengar dari mulut Reyhan berhasil membuat dirinya tidak percaya. Setelah semuanya, setelah 1 tahun ia pergi dan sekarang Reyhan baru mengeluarkan kata maaf tersebut padanya. Apa maksudnya? Apa ini sudah ia rencanakan? Maksud dari kata maaf itu untuk apa? Bahkan sepertinya tidak perlu.

 Untuk itu, disini tepat di titik nol kilometer tidak perlu ada yang dibahas lagi. Pergi, Reyna pergi meninggalkan Reyhan sendiri disana, bisa saja Reyna menuruti sisi lain darinya untuk stay bersama Reyhan namun, tidak kekecawaan itu menutupi semuanya. 

Terimakasih Reyhan, terimakasih untuk semua kenangan yang kau berikan kepada Reyna meski harus berakhir dengan menyedihkan, semua itu hanya perlu disimpan rapih tanpa perlu dibenahi kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun