Mohon tunggu...
Shabrina Adilah
Shabrina Adilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - shbrinadlr

apa yang melewatkan tidak akan pernah menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yuk Ketahui Apa Itu Perkembangan Sosial Emosional Anak

22 September 2021   08:16 Diperbarui: 22 September 2021   08:23 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak adalah individu kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu, aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tidak pernah bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara ilmiah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar.

Perkembangan sosial emosional anak adalah kepekaan anak untuk memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari- hari. Tingkat interaksi antara anak dengan orang lain, dimulai dari orangtua, saudara, teman bermain hingga masyarakat luas. Dapat dipahami bahwa perkembangan sosial emosional tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan kata lain membahas perkembangan emosi harus bersinggungan dengan perkembangan sosial, begitu pula sebaliknya membahas perkembangan sosial harus melibatkan emosional, sebab keduanya terintegrasi dalam bingkai kejiwaan yang utuh.

Menurut Hurlock, perkembangan sosial emosional adalah perkembangan perilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial, dimana perkembangan emosional adalah suatu proses dimana anak melatih rangsangan-rangsangan sosial terutama yang didapat dari tuntutan kelompok serta belajar bergaul dan bertingkah laku.6  (Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta : Erlangga, 1978), hlm.26),

Artikel kali ini saya akan membahas tentang Sosial Emosional Anak Usia Dini. Sebelum itu tahu kah anda apa itu Sosial Emosional? Menurut American Academy of Pediatric (dalam Nurmalitasi, 2015) mengatakan bahwa perkembangan sosial emosional mengarah kepada kemampuan anak untuk memiliki pengetahuan dalam mengelola dan mengekspresikan emosi dengan baik, mampu menjalin hubungan dengan anak-anak dan orang dewasa disekitarnya dan secara aktif mengeksplorasi lingkungan melalui belajar.

Di masa pertumbuhan ini anak akan mengeksplorasi apa yang ada disekitarnya, mulai dari perkataan dan kebiasaan orang-orang di lingkungannya. Maka dari itu kita sebagai orang tua harus berhati-hati dalam berbicara dengan anak kecil karena anak kecil adalah peniru yang baik. Orang tua juga harus lebih mengawasi lingkungan disekitarnya jangan sampai anak meniru kebiasaan buruk yang orang lain lakukan.

Mengapa anak akan marah jika apa yang dia inginkan tidak tercapai? Dan bagaimana mengatasi emosi anak agar tetap stabil walaupun apa yang dia inginkan tidak tercapai? Jika anak anda mengalami seperti ini jangan memarahinya atau membentaknya lebih baik meminta anak untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan, dan jelaskan secara perlahan kemudian tanggapi perasaan anak dengan positif agar anak merasa lebih dihargai dan perkembangan emosinya akan lebik baik.

Kecerdasan emosi seorang anak dapat dilihat dari bagaimana anak mampu memahami pembagian perasaan yang muncul juga dapat mengenali dirinya sendiri. Contohnya seperti jika seorang anak sedang menonton kartun kesukaannya kemudian kartun tersebut menampilkan scane dimana seekor gajah menangis kesakitan karena tertimpa pohon yang tumbang kemudian anak tersebut ikut menangis karena melihat gajah itu menangis, dari sini kita dapat pahami bahwa anak itu ikut terbawa emosi dan perasaan ketika melihat gajah yang menangis. Anda tidak perlu khawatir atau bingung jika melihat anak anda seperti ini, itu menandakan bahwa secara emosi anak anda mampu mengontrol emosinya dengan baik.

Perilaku menurut Suryadi menyatakan bahwa perkembangan sosial adalah peroleh kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial menjadi orang yang mampu bermasyarakat, dan ini memerlukan proses yaitu belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial. Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima secara sosial. Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima. Untuk dapat bermasyarakat anak tidak hanya harus mengetahui perilaku yang diterima, tapi mereka harus menyesuaikan perilaku dengan patokan diterima.

Artikel di atas mempunyai beberapa kesamaan dengan pengembangan sosial emosional yaitu melalui dengan pembiasaan berbagi/memberi seperti pertama, semakin banyaknya permasalahan kehidupan disekitar anak, termasuk didalamnya mengembangkan aspek sosial maupun emosi anak. Kedua, adalah tahap persiapan meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan rencana kegiatan harian yang sudah terjadwal. Ketiga, kegiatan pelaksanaan mengembangkan pembiasaan berbagi/ memberi. Keempat, membandingkan hasil kegiatan berbagi ataupun memberi sebelum dan sesudah dikembangkan. Selain itu yang dimaksud oleh penulis yakni anak tidak hanya mempunyai persamaan, tetapi artikel ini juga memiliki perbedaan yaitu, menjelaskan fitra anak yaitu mampu merespon dengan indera yang telah Allah karuniakan. Sebagaimana kita fahami bahwa kecerdasan majemuk itu telah Nampak.

Contoh yang lain, Perkembangan Sosial Emosional Anak Ditinjau Dari Pemberian Syair Lagu pada komunitas kelompok sebaya. Memberikan gambaran kemampuan sosial emosional anak di usianya. Di antara kelompok bermain yang diamati syair lagu anak memiliki kemampuan sosial emosional yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan syair lagu. Ini menunjukan syair lagu anak dapat mengembangkan sosial emosi anak, Demikian pembiasaan berbagi contoh untuk mengembangkan sosial emosional anak.

Masi banyak lagi cara untuk mengetahui perkembangan sosial emosional anak, yang perlu orang tua lakukan tetap mengawasi anak dalam hal belajar, bermain, dan berinteraksi dengan orang. Karena pada masa ini anak sedang aktif-aktifnya, jika anak anda melakukan kesalahan jangan marah kepadanya sebaiknya ungkapkan dengan penuh lemah lembut agar anak juga tidak takut dan tetap mau terbuka jika ada masalah. Jika anda marah dan berkata kasar kepada anak bisa menyebabkan anak tidak akan memberitahu anda jika dia melakukan kesalahan baik kesalahan kecil maupun besar.

Terima kasih telah membaca artikel ini, sampai jumpa di artikel-artikel selanjutnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun