Mohon tunggu...
Shabirin Arga
Shabirin Arga Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis, Pengamat Sosial dan Politik

Penulis Muda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjawab Kenapa Manusia Itu Berubah

29 Juni 2022   09:10 Diperbarui: 29 Juni 2022   09:17 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu pertanyaan yang kerap kali menghampiri. Kenapa manusia begitu mudah berubah? Manusia itu berubah hanya karena dua hal, yaitu ruang dan waktu. 

Kalau berbicara ruang maka berbicara tentang tantangan. Ada 3 tantangan bagi seseorang dalam ruang kehidupannya. Kalau waktu kita akan berbicara tentang usia biologis dan pengalaman hidup seseorang. Perubahan bisa menghampiri semua orang, orang baik maupun orang jahat. Mari kita kaji satu persatu tentang tantangan itu:

Pertama, harta. Semua orang punya motif uang untuk kebutuhan hidupnya, perbedaannya hanya cukup atau tidak cukup, puas atau tidak puas, prioritas dan orientasinya. 

Ini semua akan mempengaruhi seseorang bagaimana ia melihat uang, ada yang meletak uang dihati dan pikirannya, ada juga yang meletakan uang hanya sebatas ditangannya. Karena ia mengerti uang itu akan habis pada waktunya, tergantung digunakan untuk apa.

Kedua, Tahta. Mungkin tidak semua orang punya orientasi pada jabatan dan tahta. Tapi bisa dipastikan orang-orang yang punya insting untuk berkuasa, punya peran untuk mempengaruhi, memobilisasi, dan menguasai.  

Orang-orang telah berkuasa dalam relatif lama, ia menganggap dirinya paling kuat dan ingin terus mempertahankan tahtanya, Abuse of power, muncul otoritarianism, sampai-sampai ia tidak menyadari meskipun begitu kuat akan ada waktu dan massa yang akan menghabisinya. Rasa takut yang mengelabui hingga tak mampu mengendalikan diri.

Ketiga adalah wanita dan pria. Izinkan saya menjelaskan bagian ini sedikit panjang, ini satu kebutuhan yang tidak bisa dinafikkan oleh manusia. Karena alasan itulah Hawa diciptakan ditengah sunyinya Adam. Itu pula yang menjadi penyebab pembuka keran sejarah pembunuhan pada ummat manusia yaitu Qabil dan Habil. Pada era kerajaan, wanita menjadi komoditas seks bagi penguasa, bahkan dijadikan sebagai transaksi politik pada masa kerajaan klasik china.

Perempuan memang dijadikan alat untuk menggoyahkan lelaki. Hal ini bisa dipotret secara sederhana dalam film "Habibie Ainun", seorang Habibie dinegosiasi mengambil kebijakan dengan mengirimkan wanita kedalam ruangan kerjanya. Syeikh Qhutub juga dalam perjalanan disebuah kapal menuju barat, dikirim seorang wanita cantik dan seksi ke kamarnya.

Begitu juga perempuan, yang tercipta dari tulung rusuk laki-laki. Yang paling terpenting bagi perempuan adalah mencari sosok lelaki yang memberikan rasa aman baginya. Tersedia pundak ditengah rasa rapuhnya, mencari telinga yang mau mendengar keluh kesahnya, kalau tidak mendapat tempat dari orang yang ia cintainya, maka ia akan mencari tempat dari orang yang seharusnya tidak ia lampiaskan.

Sekarang coba ditarik dari tiga ruang tersebut. Ketika orang memiliki uang, ia kehilangan prioritas dalam menggunakannya, cenderungan hedon, harta telah memperbudaknya, buta terhadap uang, bahkan terikat ingin memiliki dan tidak mau berbagi. 

Saat orang berkuasa, ia menjadi bias menggunakan kekuasaannya, menindas untuk memenuhi keinginannya. Setelah mempunyai kekayaan dan tahta, apa yang kerap kali menjatuhkan seseorang? Itulah perempuan. Ini yang kerap kali menghancurkan harta dan tahta. Nafsu syahwat yang banyak orang tidak mampu mengendalikannya, tidak heran isu perselingkuhan tumbuh sumbur dimana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun