Mohon tunggu...
shafira adlina
shafira adlina Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Mamah Blogger, Asesor dan Fasilitator.

Jadilah pengubah keadaan dan bukan menjadi korban dari perubahan. Temui aku juga di https://www.ceritamamah.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menangislah, Nak!

26 Agustus 2021   12:01 Diperbarui: 26 Agustus 2021   12:07 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini semakin banyak orang dewasa di sekelilingmu yang berkata : 

"Kamu udah gede, jangan nangis ya."

"Kan sudah besar, nangisnya jangan banyak-banyak."

"Gitu aja, jangan nangis dong, senyum!"

Namun, sebagai ibumu, aku akan selalu mengingatkan emosi itu bukan ditahan tapi diatur.  Mamah dan Ayah tak pernah bosan berucap padamu, jika kamu sedih, menangislah.  Jika kamu marah, silahkan marah.  Semua emosi negatif itu adalah emosi yang Allah berikan pasti ada maksudnya.

Termasuk menangis. Menangis itu termasuk ungkapan kesedihan. Wahai anakku, tidak perlu kamu menahan tangis, menangislah jika itu diperlukan. Tetapi ingat, aturlah perasaan itu, jangan sampai berlebihan. 

Tidak perlu engkau menangis sampai meraung-raung. Tidak perlu juga kamu untuk menahan mati-matian saat memang perlu menangis untuk melepaskan kesedihan. Menangis bukan tanda seseorang itu lemah. Menangis itu wajar kok. Jadi ,tidak perlu ganti dengan emosi apapun.

Jika ada yang bicara padamu "Ayo senyum, jangan nangis" padahal hatimu sedang bersedih. Jangan hiraukan, resapi saja perasaan sedih itu sewajarnya. Jangan engkau ganti dengan emosi lain. Tak perlu kau ganti dengan kemarahan. 

Kemarahan di saat kamu sedih, tidak akan membuat rasa sedih itu hilang. Tidak juga akan membuat kamu makin kuat. Bisa-bisa kesedihan itu makin mengendap ke alam bawah sadarmu dan dapat keluar sewaktu-waktu secara tidak terduga. Mamah dan Ayah hanya bisa menemani saat badai emosi itu hadir di usiamu yang masih dini. Jika kamu ingin menangis, menangislah Nak!

Jika kamu ingin marah, marahlah Nak! Tentu dengan aturan, kamu tidak boleh menyakiti diri sendiri, menyakiti orang lain dan merusak barang.

Mamah dan Ayah paham, segudang alasan logis yang kami utarakan belum bisa mampir di otakmu ketika badai emosi itu datang. Kami berjanji tidak membiarkanmu, atau tidak juga ingin buru-buru supaya perasaanmu itu hilang. Semoga kami bisa menemanimu selalu melalui badai emosi. Kita sama-sama menjaga dengan empati agar tetap aman.

Semoga kamu bisa belajar, bahwa emosi dan perasaan ibarat tamu yang datang dan pergi. Perasaan itu wajar terjadi. Perasaan itu bukanlah suatu hal yang harus disembunyikan atau ditekan sampai entah kapan akan meledak.

Salam sayang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun