Mohon tunggu...
Sg Wibowo
Sg Wibowo Mohon Tunggu... -

seperti rumput teki...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Uniknya Bahasa Toilet

24 Januari 2012   07:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:31 2332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_165891" align="aligncenter" width="300" caption="(Dok. Pribadi)"][/caption]

KESEHARIAN kita begitu dekat dengan toilet, walaupun seolah sepele tapi aktivitas terkait dengan toilet merupakan aktivitas vital. Aktivitas yang hanya beberapa menit ini juga berlaku di tempat-tempat umum mulai dari terminal, stasiun, pusat perbelanjaan, warung makan, dan sebagainya. Meskipun sebagai aktivitas privat rupanya penyedia toilet juga membutuhkan sebuah ‘kuasa’ dalam mengatur tata cara penggunaan toiletnya.

Upaya menancapkan kuasa pada pengguna toilet, penyedia toilet biasanya membuat aturan dengan kalimat berupa himbauan. Himbauan ini pun bentuknya beragam, ada yang sangat sopan dan ada juga yang berupa ancaman. Bahasa memainkan perannya. Tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga sebuah ‘kuasa’ untuk mengontrol perilaku privat. Kontrol agar pemakai toilet mampu berlaku santun dan tidak merugikan penggunan lainnya.

Kalimat dalam toilet merupakan bentuk sederhana perang-bahasa yang bisa saja mewujud dalam perintah untuk mematuhi atau mengabaikan sesuatu. Lihat saja kalimat-kalimat dalam toilet yang intinya hampir sama tetapi bentuk susunannya berbeda-beda. Misalnya saja seperti ‘Harap Disiram Bersih’, ‘Mohon Disiram Kembali’, atau ‘Setelah Menggunakan Kamar Mandi/WC , Harap Disiram Yang Bersih’, dan sebagainya. Ada banyak kalimat berupa permohonan, permintaan, dan perintah.

[caption id="attachment_157194" align="aligncenter" width="300" caption="(Dok. Pribadi)"]

13273908741005373978
13273908741005373978
[/caption]

Pilihan kalimat yang beragam juga menunjukkan bahwa setiap tempat akan mempunyai kemampuan cerna atas bahasa yang digunakan dalam setiap tempat. Penggunaan bahasa dalam setiap toilet merupakan artikulasi atas kepentingan etis dan estetis terkait dengan tata cara penggunaan toilet. Ihwal ini terjadi karena sebagian besar pengguna toilet tidak peduli dengan apa yang terjadi setelah toilet digunakan.

[caption id="attachment_157199" align="aligncenter" width="300" caption="(Dok. Pribadi)"]

13273912821035489018
13273912821035489018
[/caption]

Bahasa toilet juga menunjukkan ketidakbakuan dalam berolah kalimat. Tata kalimat yang digunakan tidak memperhitungkan kebakuan, asal dipahami saja maka kalimat itu telah berlaku efektif. Contohnya ada kalimat di toilet dengan bunyi: ‘Kencing dan Ngufo Mohon dirujuk sampai TUNTAS TAS TAS TAS’. Kalimat semacam ini jelas tidak baku. Walaupun dengan upaya menggunakan kalimat yang praktis dan mudah dimengerti tidak selalu sebanding dengan hasil yang ada di dalam toilet. Lihat saja kondisi toilet umum yang berbeda-beda. Ada yang masih kotor, bau pesing, sampah berceceran, dan sebagainya. Kondisi ini menunjukkan bahwa bahasa yang ada di toilet tidak selalu memberi kuasa interventif atas kesadaran seseorang atas tata cara penggunaan toilet. Namun apapun itu, setiap toilet mempunyai bahasanya sendiri. []

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun