Mohon tunggu...
F. Sugeng Mujiono
F. Sugeng Mujiono Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kegelisahan di Hari Kemerdekaan

17 Agustus 2023   21:13 Diperbarui: 17 Agustus 2023   21:18 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kegiatan menjelang "Tujuhbelasan" di sebuah sekolah di Jambi (dokumen pribadi)

Dua tulisan saya terdahulu tentang kegelisahan adalah berupa cerpen. Kegelisahan hari ini masuk sebagai LYFE. Cerpen kegelisahan lanjutannya akan saya tayang pada saat kemudian.

Kita bersyukur atas usia kemerdekaan Negara kita yang ke-78. Banyak capaian yang sudah diraih dari generasi ke generasi, dari pemimpin ke pemimpin, dan dari pemerintahan ke pemerintahan berikutnya. Kemajuan begitu nampak di setiap daerah semua provinsi. 

Kemajuan dirasakan di seluruh aspek kehidupan; pendidikan, sosial, budaya, dan juga keagamaan. Sungguh, selama 78 tahun Negara kita mengalami kemajuan yang luar biasa. 

Saya pikir, sebagian besar Kompasioner tidak mengalami dan menyaksikan  perkembangan Negara kita dari sejak awal merdeka hingga 78 tahun, kecuali mungkin beberapa Kompasioner seperti Bapak Tjipta Dinata Effendi.

Rasa syukur itu diungkapkan oleh hampir seluruh unsur masyarakat dari tingkat RT, Kelurahan, Kecamatan, dan tentu sampai tingkat kenegaraan dengan penghormatan dan pengibaran Sang Saka Merah Putih, diikuti dengan berbagai kegiatan yang lain. 

Sebagaimana kita saksikan baik langsung maupun melalui layar televisi secara live, Presiden JokoWidodo memimpin upacara pengibaran bendera Marah Putih di istana merdeka sebagai inspektur upacara, yang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat dari seluruh Indonesia.

Ya, kita patut bersyukur atas kemerdekaan itu. Namun demikian, kita pun perlu merefleksi dan mawas diri, sudahkah kemerdekaan itu dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia? 

Sudahkah seluruh rakyat Indonesia menerima pendidikan yang layak, bebas memilih pendidikan yang diinginkan? Sudahkah seluruh rakyat memperoleh nafkah yang cukup untuk bisa hidup layak? 

Sudahkah seluruh rakyat merasakan kebebasaan dalam menjalankan agama dan keyakinannya dengan tersedianya rumah ibadah yang memadai? Sudahkah seluruh rakyat Indonesia merasa aman dari berbagai ancaman? Dan.. berbagai pertanyaan refleksif lainnya.

Dari berbagai berita, kita bisa menyaksikan juga banyak orang yang masih berjuang mengais rejeki sekedar untuk makan sehari-hari; dari yang bergulat di persampahan, yang nyadong belas kasihan di simpang-simpang jalan dan di depan toko. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun