Yogyakarta -- Di tengah tekanan akademik dan rutinitas penyusunan skripsi, Adinda Ara (22), mahasiswi semester akhir asal Klaten, memilih pendekatan inovatif dengan membuka jasa nail art dari kamar kosnya di Yogyakarta.Â
Di saat banyak mahasiswa lain memilih rehat atau larut dalam stres, Adinda justru mengambil langkah berbeda dengan memanfaatkan waktu luang secara produktif. Keputusan tersebut berawal dari keinginannya untuk menjaga kesehatan mental sekaligus menggali potensi pribadi yang selama ini terpendam. Ia merasa perlu bergerak agar pikirannya tetap segar dan tidak semakin terbebani oleh tekanan akademik.Â
Dari pemikiran itulah, lahir ide untuk mencoba kembali hobi lamanya di bidang seni kuku. Usaha yang ia bangun sejak awal tahun ini tidak hanya menjadi pelarian dari kejenuhan akademik, tetapi juga sumber penghasilan yang berkembang pesat dan menjangkau dua kota: Yogyakarta dan Klaten.Â
Adinda mulai menekuni bisnis ini sejak Februari 2025. Ketika proses bimbingan skripsi kerap tersendat dan ia mengalami kejenuhan berulang, ia mengalihkan perhatiannya ke hal-hal yang bisa membangkitkan semangat.Â
Sejak masa sekolah menengah, ia sudah memiliki ketertarikan pada dunia nail art. Aktivitas mewarnai dan menggambar kuku menjadi salah satu cara melepas stres, dan kini berkembang menjadi layanan yang memiliki pasar sendiri di kalangan perempuan muda.Â
Dengan modal sekitar Rp500 ribu, Adinda membeli perlengkapan dasar seperti cat kuku berbagai warna, lampu UV, gel polish, serta kuas lukis halus. Peralatan ini ia pesan sebagian secara daring dan sebagian ia beli langsung di toko perlengkapan kecantikan di Yogyakarta. Dari peralatan sederhana itulah ia mulai melakukan percobaan desain, mendokumentasikannya, dan mengunggah ke media sosial.Â
Media sosial menjadi kanal promosi utama yang digunakan Adinda. Ia menggunakan akun Instagram bisnis bernama @polishedbyseres dan juga aktif membagikan konten di TikTok. Dalam unggahannya, ia menunjukkan proses pembuatan nail art serta hasil akhirnya. Strategi ini ternyata menarik perhatian teman-temannya dan memperluas jangkauan pelanggan ke luar lingkaran kampus.Â
"Waktu itu aku unggah kuku hasil desainku sendiri. Beberapa hari kemudian, temanku tanya apa aku buka jasa. Aku jawab iya, dan dari situlah mulai banyak yang booking," ujar Adinda saat ditemui di kamar kosnya di Taman Siswa, Yogyakarta, Sabtu (15/6/2025).
Adinda Ara membuka layanan secara terbatas, dengan sistem reservasi melalui direct message. Dalam seminggu, ia melayani sekitar lima hingga delapan pelanggan, tergantung jadwal kuliahnya. Layanan ditawarkan dengan harga bervariasi, mulai dari Rp40.000 untuk pengecatan dasar hingga lebih dari Rp100.000 untuk desain custom dengan teknik gel polish.Â