Mohon tunggu...
Arum Sato
Arum Sato Mohon Tunggu... content writer -

pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kiprah Irman Gusman sebagai Utusan Daerah

19 Juli 2015   23:25 Diperbarui: 19 Juli 2015   23:25 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Setyaningrum

Demi memperjuangankan aspirasi daerah, memperkuat ikatan antar daerah, Irman Gusman menjelajah seluruh wilayah Indonesia. Tak terkecuali ketika menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional, Refleksi 50 Tahun kembalinya Irian Barat ke pangkuan NKRI, Kota Sorong, 1 Mei 2013. Sumber Foto: buku Irman Gusman, Daerah Maju, Indonesia Satu.

Kompasiana Tokoh Bicara bertemakan Saatnya DPD-RI Didengar bersama Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) periode 2014-2019, Irman Gusman, digelar di Hotel Santika Premiere, Jakarta, pada 19 Juni 2015. Acara yang bersamaan dengan hari kedua puasa Ramadhan tersebut sekaligus sebagai silaturahim dan buka bersama dengan para Kompasianer.

Hadir pula pada kesempatan itu Wakil Ketua Komite I, Fachrul Razi, yang juga sebagai mantan jurubicara GAM, serta Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Sudarsono Hardjosoekarto.

Diskusi tersebut dipandu oleh Tri Agung Kristanto, atau akrab disapa Mas Tra, mantan Kepala Desk Politik Harian Kompas, yang sekarang menduduki jabatan sebagai Kepala Desk Nusantara di harian yang sama.

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atau DPD-RI, terbentuk atas perjuangan gigih seorang Irman Gusman. Saat pengusaha muda lelaki kelahiran Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, 11 Februari 1962 tersebut terpilih menjadi Anggota MPR Utusan Daerah Sumatera Barat pada tahun 1999, atas pencalonan Fraksi TNI/Polri. Bermula dari keprihatinan terhadap kesenjangan sosial antar daerah di wilayah Kesatuan Republik Indonesia, Irman Gusman yakin bahwa Fraksi Utusan Daerah adalah sarana yang tepat untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan daerah kepada tingkat nasional.

Tak mudah, karena setelah Irman Gusman menjadi Anggota Senayan, keberadaan Fraksi Utusan Daerah sebagai lokomotifnya memasuki Senayan malah dihapuskan. 125 anggota MPR Utusan Daerah dari 25 provinsi waktu itu diberi 2 pilihan, bergabung dengan Fraksi Utusan Golongan atau dengan Fraksi TNI/Polri. Karena bukan seorang militer, akhirnya Irman Gusman memilih masuk Fraksi Utusan Golongan.

Dengan gigih dan cerdik Irman Gusman terus berusaha dengan lobi-lobi untuk mewujudkan dan mengembalikan posisi Fraksi Utusan Daerah. Dan pada Sidang Tahunan 2001, MPR kembali mengakui keberadaan Fraksi Utusan Daerah dengan mengubah ketentuan dalam Tata Tertib Majelis. Setelah itu Irman Gusman didaulat menjadi Wakil Ketua Fraksi Utusan Daerah MPR periode 2001-2004, setelah mendapat dukungan penuh dari seluruh anggota fraksi. Dan berkat Irman Gusman pula, Ketua FUD Oesman Sapta Odang berhak atas satu kursi sebagai Wakil Ketua MPR, diantara 7 kursi pimpinan Majelis.

Dengan kecakapan dan kelihaian melobi yang dimiliki, Irman Gusman terpilih menjadi Wakil Ketua DPD-RI periode 2004-2009 bersama La Ode Ida, perwakilan provinsi Sulawesi Tenggara. Ketua DPD-RI saat itu di jabat oleh Ginandjar Kartasasmita, perwakilan dari provinsi Jawa Barat.

Sebagai Wakil Ketua DPD-RI, Irman Gusman mengusulkan untuk menempatkan dua wakil DPD dalam kursi pimpinan MPR, sebagai mana dua wakil dari DPR. Ini Ia maksudkan sebagai pengukuhan kesejajaran DPD dengan DPR, yang dibuktikan dengan kedudukan yang seimbang di dalam kepemimpinan MPR. Dan berhasil dengan terpilihnya Aksa Mahmud serta Mooryati Soedibyo sebagai Wakil Ketua MPR periode 2004-2009.

DPD berhasil mendapatkan haknya melakukan sendiri sidang paripurna dengan agenda penyampaian pidato kenegaraan Presiden setiap tanggal 23 Agustus, sepekan setelah agenda yang sama di hadapan DPR, dengan mengundang seluruh gubernur, bupati dan walikota seluruh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun