Mohon tunggu...
Setyo Sudirman
Setyo Sudirman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Financial

Maunya Untung, Malah Buntung

2 September 2019   16:34 Diperbarui: 2 September 2019   16:36 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi minim keuangan (Foto: ShuteerstockP

"Mau untung, malah buntung!". Ungkapan ini tak asing lagi di telinga dan benak pikiran masyarakat. Kita pun sering mendengar ungkapan keluhan semacam ini dalam hidup sehari-hari, teristimewa terkait dunia investasi.

Ungkapan begini biasa diungkapkan korban investasi bodong atau penipuan tertipu. Tapi memang begitulah pada kebanyakan orang. Ketika untung banyak yang diam, namun saat buntung atau rugi biasanya teriak-teriak.

Pengembangan peribahasa "hendak untung menjadi buntung" ini sejatinya mau mengungkapkan pengalaman pahit seseorang dalam melakukan investasi. Seseorang yang awalnya ingin mendapatkan keuntungan, tetapi ujung-ujungnya malah mendapatkan kerugian.

Kerugian yang umum terjadi karena dananya dibawa lari oknum penipu investasi (investasi bodong). Yang maunya untung pun menjadi buntung.

Buntung yang menimpa kebanyakan terjadi karena banyak dari kita kurang cermat dan teliti saat melakukan investasi. Padahal, kemajuan teknologi makin memudahkan seseorang untuk selalu melakukan cek dan ricek kredibilitas perusahaan investasi.

Di era teknologi sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari, rasanya tidak terlalu sulit untuk melakukan cek dan ricek. Apalagi ini menyangkut dana yang didepositkan, sepantasnya waspada.

Berbicara soal investasi, tentu kita sepakat bahwa menabung di bank itu sejatinya bukan investasi. Tabungan di bank itu tidak termasuk investasi karena nilai dana yang disimpan di perbankan akan tergerus oleh inflasi setiap tahunnya.

Seperti kita ketahui, bunga bank tidak dapat menaklukkan tingkat inflasi. Oleh sebab itu, instrumen investasi, semisal reksa dana pasar uang bisa menjadi alternatif karena bisa menaklukkan inflasi.

Menariknya, investasi reksa dana kini sudah sangat mudah dinikmati karena sudah full digital, semisal IPOTPAY, yang memberikan imbal hasil 7-9% per tahun. Imbal hasil ini jelas di atas bunga tabungan konvensional dan deposito.

Tak perlu repot, investasi reksa dana sangat mudah, karena dana yang dideposit langsung didepositkan ke reksa dana pasar uang. Dengan cara ini yang maunya untung akan benar-benar terwujud alias tak lagi buntung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun