Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dear Pelamar Kerja, HRD Itu Memang "Kepo" Saat Proses Interview dan Memang Seharusnya Begitu

3 April 2021   07:05 Diperbarui: 3 April 2021   07:30 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wawancara kerja: ThinkStock

Menanyakan beberapa hal terakit latar belakang, pengalaman, sekaligus kemampuan yang dimiliki oleh pelamar kerja sudah menjadi bagian dari deskripsi pekerjaan dan tanggung jawab seorang HRD pada saat proses wawancara.

Cara seperti ini sudah menjadi pakem saat ada proses seleksi karyawan di suatu perusahaan untuk posisi yang sedang dibutuhkan.

Namun, apa jadinya jika ada seseorang—notabenenya adalah pelamar kerja—yang berkata bahwa HRD itu KEPO (Knowing Every Particular Object) alias mau tahu saja, pada saat proses wawancara kerja berlangsung?

Beberapa waktu yang lewat, melalui akun anonim pada platform Twitter, ada seorang sender (pengirim pesan/cerita/curhatan), dengan rasa percaya diri yang mumpuni, bercerita seperti ini:

Tangkapan layar pribadi/ Sumber: twitter.com/KarirFess
Tangkapan layar pribadi/ Sumber: twitter.com/KarirFess
Rasanya agak nganu gimana gitu. Apalagi dari cuitan tersebut, dijelaskan pula bahwa HRD tidak menanyakan hal yang aneh-aneh atau menyimpang.

Dear, sender. Eh, maksud saya, kandidat yang terhormat. Tujuan HRD bertanya, “Selama pandemi dan menganggur satu tahun, ngapain aja?” tentu untuk menggali informasi lebih dalam tentang dirimu.

Jika dirunut atau ditelaah lebih lanjut, pertanyaan tersebut bisa mengungkap beberapa hal. Diantaranya:

Pertama, apakah ada kegiatan yang bermanfaat/produktif meski tidak bekerja secara formal selama satu tahun terakhir. Kedua, seberapa keras usaha dan tindakan inisiatif seperti apa yang dilakukan agar bisa tetap bertahan dalam kondisi sulit. Ketiga, kalaupun tidak ada kegiatan yang dilakukan dan hanya fokus melamar kerja, posisi apa saja yang ditargetkan. Apakah karena memang idealis atau belum diberi kesempatan oleh beberapa perusahaan.

Sebagai recruiter, jujur saja, saya pun biasa mengajukan pertanyaan tersebut demi menggali informasi sesuai yang dibutuhkan. Pada dasarnya, tidak ada jawaban benar atau salah.

Itu kenapa, ada baiknya selama mengikuti proses wawancara kerja, jadilah diri sendiri. Tanpa harus faking good—ingin memberikan kesan yang baik, membanggakan diri sendiri, tapi realitanya malah kebalikan dari itu.

Pada titik tertentu, sulit dimungkiri bahwa HRD itu memang KEPO. Bahkan, sangat KEPO. Namun, tentu saja dengan cara dan melalui pertanyaan yang profesional. Sesuai ketentuan perusahaan dan posisi yang dibutuhkan. Kalau kata orang JakSel, sih, “Nggak usah ngadi-ngadi.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun