Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tipe-tipe Peserta dalam Diskusi Menulis Online dan Ragam Pertanyaan yang Diajukan

11 Maret 2021   21:40 Diperbarui: 11 Maret 2021   21:52 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengikuti zoom meeting: Zoom via Tirto.

Setahun belakangan, utamanya di waktu senggang, saya punya hobi baru, yaitu menjadi peserta diskusi online tentang dunia kepenulisan. Proses diskusi biasanya dilakukan melalui berbagai cara dan platform; WhatsApp grup, Zoom, Google Meet, dan lain sebangsanya.

Selama saya mengikuti diskusi online tentang tulis-menulis, rasanya menyenangkan sekali. Selain bisa menambah ilmu dan wawasan, juga bisa brainstorming dengan para penulis atau kontributor media online di wilayah lain, tentang bagaimana caranya mendapat ide tulisan yang sederhana. Selain itu, saya juga mendapatkan beberapa kenalan baru yang bisa diajak berdiskusi. Entah melalui media sosial atau WA grup.

Dari beberapa diskusi online yang pernah saya ikuti, ada sesuatu yang menjadi sorotan. Dikatakan penting, ya nggak penting-penting amat. Namun, dibilang nggak penting pun, rasanya penting. Sebab, masih berkaitan dengan keberlangsungan suatu diskusi online.

Bahkan secara perlahan, saya sampai melakukan observasi kecil-kecilan sewaktu proses diskusi menulis online berlangsung. Hal yang saya maksud adalah, setidaknya ada lima tipe peserta yang biasanya ada dalam diskusi menulis online, serta jenis pertanyaan yang diajukan.

#1 Willing to learn

Tipe peserta seperti ini adalah mereka yang betul-betul ingin belajar ketika mengikuti diskusi. Memerhatikan pemateri dengan baik dari awal hingga akhir, juga mengajukan pertanyaan untuk sesuatu yang bisa meningkatkan kemampuan diri sekaligus menjadi insight bagi peserta lainnya.

Menghargai apa yang disampaikan oleh pemateri, juga menjaga attitude selama diskusi berlangsung, seakan menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan.

#2 Mengajukan pertanyaan retoris

Saya perhatikan, tipe peserta seperti ini sebetulnya hanya ragu, sekadar ingin memastikan, atau mendapatkan konfirmasi, apakah sesuatu yang dilakukannya sudah berada di jalur yang benar atau belum. Tentu saja hal ini tidak salah selama dipraktikan secara baik-baik dengan porsi yang pas. Sebab, di sisi lain, jika terus menerus dilakukan, kesan yang didapat malah seperti ingin mengetes wawasan atau ilmu dari pembicara atau pemateri.

#3 Menggurui/mendikte

Barangkali, tipe ini adalah paling menyebalkan yang ada dalam suatu diskusi. Saya cukup yakin bahwa, kebanyakan orang yang sudi dan rela meluangkan waktu untuk mengikuti diskusi adalah mereka yang ingin menambah ilmu dan/atau wawasan.

Dalam prosesnya, rasanya akan sangat berbeda jika ada peserta atau orang lain yang alih-alih mengajukan pertanyaan atau pernyataan yang tujuannya untuk berdiskusi, ealah, malah jadi ajang untuk menyombongkan diri sekaligus menggurui orang lain. Biasanya, pertanyaan atau pernyataan tergolong tendensius.

Tentu saja ada perbedaan mendasar antara memberi masukan dengan niat ingin menyerang. Dan rasanya agak nganu jika dilakukan dalam forum yang, sudah jelas untuk berbagi ilmu.

#4 Nanya sendiri, bingung sendiri

Berkaca dari pengalaman, sebetulnya menyiapkan atau mencatat segala pertanyaan yang masih berkaitan dengan tema acara, bahkan sebelum acara dimulai, sangat sah dan mungkin dilakukan. Tujuannya adalah untuk meminimalisir kebingungan ingin bertanya tentang hal apa kepada moderator atau pemateri. Juga agar tidak lupa kalaupun ingin mengajukan pertanyaan.

Selain itu, hal tersebut juga sangat mungkin dilakukan untuk menghindari efek laten dari 'nanya sendiri, bingung sendiri' yang biasanya terjadi karena pertanyaan belum disusun dengan baik. Biasanya, tiba-tiba bingung saat mengajukan pertanyaan akan sepaket dengan nge-blank. Jadi, sudah sepatutnya diwaspadai, juga diantisipasi.

#5 Temu kangen dengan teman lama

Ya, namanya juga diskusi online. Siapa pun dan dari daerah mana pun, bisa ikutan. Tinggal melakukan registrasi kepada contact person pada suatu acara atau registrasi secara mandiri melalui link atau web tertentu, bisa juga dengan tinggal klik link pada suatu platform online meeting tertentu.

Nggak jarang, peserta yang berasal dari berbagai kota, wilayah, hingga daerah, sebelumnya sudah saling mengenal satu sama lain karena berstatus teman kecil, tetangga lama, teman satu sekolah atau kuliah terdahulu, saudara, dan lain sebangsanya.

Pada saat mengetahui ada nama yang dikenal atau cukup familiar, nggak sedikit peserta yang, rasanya sulit menahan rasa kangen. Kemudian malah jadi asyik ngobrol berdua. Entah di fitur chat atau melalui suara.

Celakanya adalah ketika moderator tidak mengatur fitur mute atau unmute dari mic peserta tipe ini. Bukannya tidak ingin bersimpati dengan rasa kangen yang mereka rasakan, apalagi menurut penuturannya, mereka sudah lama tidak bertemu. Namun, sekadar ingin mengingatkan saja bahwa, kalian sedang mengikuti diskusi online tentang kepenulisan. Bukan acara Jalinan Kasih. Eh, maaf. Bercanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun