Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepercayaan Orang Zaman Dulu, Ketika Anak Sakit Tandanya Akan Bisa Melakukan Sesuatu

7 Januari 2020   09:45 Diperbarui: 7 Januari 2020   09:55 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak sakit: shutterstock via BukaLapak

Beberapa waktu lalu, ketika anak saya berusia 2,5 tahun jatuh sakit. Selama tiga hari berturut-turut suhu tubuhnya naik-turun. Sebagai orangtua yang jam terbangnya masih seumur jagung dalam merawat anak, seringkali saya masih panik dalam mengurus beberapa hal untuk anak---khususnya ketika sang buah hati terbaring lemas dan sakit.

Banyak pertanyaan kenapa ketika panas tidak langsung dibawa ke dokter. Jika ada pertanyaan template seperti itu, sebelumnya saya sudah mendapat arahan juga dari dokter, jika anak demam, baiknya tenang dan tidak larut dalam panik.

Untuk tindakan awal, cobalah berikan obat penurun panas. Jika suhu badan stabil, artinya dapat diatasi dengan obat tersebut. Jika panas tidak kian turun, barulah segera bawa ke dokter.

Meskipun pada akhirnya, saya tetap membawa anak ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut dan diketahui sumber sakitnya. Termasuk juga pengecekan darah, dan lain sebagainya. Rekan kerja juga yang lain menyampaikan ucapan lekas sembuh untuk anak saya.

Namun, ada satu ucapan yang bagi saya mengganjal dan rasanya tidak biasa, alih-alih menyampaikan beberapa kemungkinan sakit apa yang dialami oleh anak, salah satu saudara saya malah menyampaikan bahwa, "kalau anak sakit, tandanya mau bisa (melakukan) sesuatu".

Sepengetahuan saya sih, jika seseorang---termasuk anak---sakit, tandanya kondisi fisik atau pun imun dalam tubuh sedang kurang paripurna. Atau memang virus yang menyerang begitu kuat, lainnya bisa jadi karena bakteri jahat yang masuk ke dalam tubuh dan tidak dapat dilawan oleh pertahanan tubuh---antibodi.

Kemudian, entah kenapa ada seseorang yang mengaitkan sakit yang diderita anak-anak ada hubungannya dengan "makin pintar" akan suatu hal.

"Kalau usia anak sekarang 2.5 tahun, mungkin nanti makin pinter ngomong, tuh". Begitu kira-kira yang disampaikan salah satu saudara saya.

Bahkan, untuk memaksimalkan fungsi google, saya segera melakukan pencarian dengan kata kunci "hubungan antara sakit dan semakin pintar pada anak-anak", untuk sekadar membuktikan ucapan tersebut. Hasilnya, saya tidak menemukan korelasi sedikit pun mengenai hal itu.

Belum tahu persis siapa yang memulai narasi seperti itu. Kejadian serupa pun pernah disampaikan oleh salah satu tetangga di rumah saat anak saya berusia 9 bulan. Kala itu, anak saya tiba-tiba demam dan beberapa kali muntah. Apa yang dimakannya, langsung dimuntahkan.

Dugaan sementara saya beserta istri waktu itu, mungkin alergi atau tidak cocok dengan makanan tertentu. Namun, lain dengan tetangga saya yang dengan sigap berkata, "oh, anaknya mau bisa jalan itu".

Pikir saya sih, jika memang membuat diagnosa bisa semudah itu, untuk apa ada ilmu kedokteran. Maksud saya, jika memang setelah sakit ada sesuatu yang bisa dilakukan oleh anak dan baik bagi perkembangannya, tentu saya bersyukur. Namun, jika menasbihkan semua anak yang sakit pasti akan bisa sesuatu, rasanya kurang pas.

Karena saya pikir Ibu tahu akan hal seperti ini, saya memutuskan untuk segera bertanya pada Ibu, apakah benar jika anak sakit tandanya akan bisa sesuatu. Ibu menjelaskan bahwa, itu hanya bagian dari kepercayaan orang dulu.

Tak jarang beberapa orang zaman dulu menyampaikan hal seperti itu sewaktu anaknya sakit agar dapat sugesti positif yang harapannya anak dapat segera sembuh dan bisa belajar banyak hal setelahnya.

Jika memang pesan moral yang ingin disampaikan demikian baik---tanpa maksud percaya 100 persen---tidak ada salahnya saya mengadopsi hal tersebut. Paling tidak, hal itu mengajarkan kepada saya sebagai orangtua "baru" untuk lebih dapat bersabar dan tidak mudah panik ketika buah hati sakit. Tidak ada pula paksaan dari Ibu bagi saya untuk percaya akan hal tersebut.

Seiring berkembangnya zaman, kepercayaan yang menyebutkan anak yang sakit akan bisa melakukan sesuatu perlahan menghilang. Hampir tidak pernah saya mendengar kembali ada seseorang yang menyampaikan hal tersebut.

Mungkin karena mulai menyadari, jika mau bisa melakukan sesuatu anak-anak tidak perlu terlebih dahulu merasakan sakit. Cukup diberi arahan, diminta untuk belajar, dengan harapan nantinya akan bisa dengan sendirinya---cepat atau lambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun