Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Usaha Orangtua Batasi Anak Bermain Handphone

25 Desember 2019   17:00 Diperbarui: 26 Desember 2019   08:32 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bermain handphone. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Banyak para orang tua yang berasal dari generasi baby boomer hingga generasi X berkata, anak kecil sekarang piawai dalam bermain gadget---khususnya hape. 

Bahkan, banyak anak-anak yang sedikit-sedikit maunya main hape, ketika senang ingin dekat dengan hape---bermain game dan mengotak-atik---ketika menangis pun inginnya diberi dan bermain hape. Wajar jika pada akhirnya di sekeliling kita banyak anak-anak yang memiliki rasa ketergantungan dengan hape.

Jika sudah demikian, orang tua yang akan kewalahan dalam mengurus anak. Namun, rasanya tidak adil jika para orang tua menyalahkan anak atas ketergantungan tersebut tanpa mengevaluasi diri. 

Disadari atau tidak, orang tua pun memiliki andil bagi para anak yang gemar bermain hape. Jadi, baiknya tidak menyalahkan anak secara sepenuhnya dan tidak berkaca pada diri sendiri.

"Salah satu kelemahan orang tua adalah pada saat anak menangis. Alih-alih menghibur, terkadang orang tua melakukan cara yang tidak ribet, memberikan hape."

Saat ini, saya pun memiliki anak yang usianya mendekati tiga tahun. Pada masa golden age, anak saya sedang dalam masa aktif bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya juga menyebutkan ulang setiap kata yang dia dengar secara langsung. 

Sebagai orang tua, saya merasa perlu menjaga sikap dan perilaku agar anak tidak mencontoh hal yang kurang baik. Namun, keaktifan anak saya seringkali dikalahkan oleh daya tarik hape.

Beberapa kali saat anak saya menangis, yang diminta langsung hape. Ketika mulai bosan langsung menggenggam hape dan mengotak-atik sesukanya.

Dalam posisi tersebut, saya menyadari, seorang anak akan menjadikan orang tuanya sebagai role model yang paling utama. 

Sederhananya, anak-anak tidak akan bermain hape jika tidak melihat para orang tuanya sering menggenggam atau hanya fokus pada hape saat di rumah, dibanding mengajak anaknya bermain. Disamping memang kebiasaan orang di sekitar yang saat ini sangat familiar dengan hape.

Pada akhirnya, saya menyadari suatu hal dan akhirnya melakukan evaluasi bersama pasangan terkait anak yang secara perlahan memiliki ketergantungan dengan hape. Untuk mengatasi hal tersebut kami juga menerapkan tiga hal khususnya saat bersama anak:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun