Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ragam Kandidat pada Saat Wawancara Kerja

28 Maret 2019   13:30 Diperbarui: 31 Maret 2019   18:53 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pencari kerja yang menghadiri Job Fair di salah satu mall di Jakarta Pusat, Selasa, 26 Maret 2019. (Dokumentasi pribadi)

Pencari kerja pada masa sekarang ada-ada saja tingkah lakunya, ga perlu bicara soal kesiapan kerja lebih dulu, fokusnya adalah mereka benar-benar sudah siap untuk wawancara kerja belum, sih?

Sebagai seseorang yang bekerja di ruang lingkup HRD (sebagai rekrutmen khususnya), saya sudah beberapa kali menemukan hal-hal yang menarik ketika mewawancara kandidat. Dimulai pada saat mereka datang, wawancara, psikotest, sign contract, bahkan pada saat training. 

Saya bekerja di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa penyedia contact center, komunikasi adalah hal yang utama, karena para kandidat yang diterima dituntut untuk bisa menangani keluhan juga pertanyaan dari customer.

Saya tidak akan bercerita soal bagaimana kesiapan mereka dalam bekerja dan menghadapi tantangan dalam menangani berbagai customer dengan segala karakteristiknya, jauh sebelum itu, mereka harus mempersiapkan diri mereka terlebih dulu untuk mengikuti proses wawancara. Tidak sedikit dari mereka yang terlihat tidak siap dalam menjawab beberapa pertanyaan dari HRD.

Ada kandidat yang datang untuk proses wawancara menggunakan legging, baju kaos, dan sandal. Bukan mau menyepelekan, tapi dia ini mau main ke mall atau cari kerja, sih? Lalu ada lagi kandidat yang baru melewati security, tiba-tiba dengan randomnya dia teriak, (iya, teriak), "SELAMAT PAGI, PAK! BETUL DI SINI SEDANG ADA LOWONGAN?! SAYA MAU WAWANCARA, PAK!" (tulisan mendadak capslock biar yang baca bisa menghayati teriakannya). Kalian bingung? Apalagi saya yang ada di hadapan dia dan beberapa kandidat di lobby pun langsung menoleh ke sumber kegaduhan itu.

Saat proses wawancara, ada saja jawaban kandidat yang di luar dugaan. Pernah ada kandidat yang saya tanya soal motivasi kerjanya apa, jawabnya, "Saya kerja biar ga diomongin tetangga, Pak. Katanya saya udah sarjana, tapi kenapa masih di rumah aja." Coba, kebayang ga semenyebalkan apa tetangganya? Untungnya kandidat ga menyalahkan pemerintah karena dia masih saja menganggur padahal sudah mendapatkan gelar sarjana.

Pernah juga ada kandidat yang ketika ditanya tentang gambaran dirinya seperti apa, jawabnya, "Saya itu ibarat hujan, Pak. Membuat Susana menjadi teduh, dirindukan, dan menenangkan." Ini kandidat belum tau, ya, di kawasan Bogor beberapa bulan lalu itu sempat hujan dibarengi angin kencang, bahkan di beberapa daerah sampai terjadi longsor. Lalu, menenangkannya di mana?

Pada kesempatan lain, ada kandidat yang terlihat seperti ketakutan dalam tiap kesempatan menjawab pertanyaan yang saya lontarkan,

"Mba, kenapa mau melamar di posisi ini?" tanya saya.

Mba kandidat jawab, "saya ga tau, Bang, saya Cuma diminta teman saya ke sini buat wawancara". Saya lanjut bertanya dan mulai bingung,

"Kemampuan Mba apa aja?"

"Saya ga tau kemampuan saya apa aja, Bang, tapi saya mau belajar". Saya mencoba tenang dan lanjut bertanya, sampai akhirnya tiba pada pertanyaan terakhir,

"Mba, kasih saya alasan kenapa saya harus menerima Mba untuk posisi ini"

"Saya ga tau, Bang, yang bisa menilai kan Abang dan perusahaan, tapi mohon jangan marahin saya, Bang. Saya mau belajar, kok, Bang"

Jawaban itu membuat bagian tengah kening saya spontan (uhuy) mengerenyit tajam ke bawah ga karuan macam palung laut. Selain selama wawancara yang sering kali dikatakan itu "ga tau", kandidat ini juga memanggil saya dengan sebutan Abang. Saya sempat mikir, apakah mungkin kandidat ini adek-adekan saya sewaktu SMA yang sempat menolak cinta saya, lalu dia hadir kembali dan berharap bisa dipersatukan pada kesempatan kali ini?

Ada kandidat yang sangat menyebalkan, ketika diminta untuk perkenalan diri, jawabnya, "Kalau nama saya bisa dilihat sendiri ada di CV, tempat tanggal lahir juga ada di situ..."Lho, bagaimana, sih. Saya tau nama dan identitas itu pasti ada pada CV, tapi saya mau tau gimana caramu berkomunikasi, menyampaikan ide dan gagasan, juga tentang dirimu. 

Kalau saya diminta baca CV untuk mengenali kandidat, ya buat apa kandidat ini datang untuk proses wawancara? Lebih baik ga usah bertemu dan yang saya nilai CV-nya aja, kalau referensi dan sumber tulisan ga jelas, akan saya coret dan mesti segera direvisi, dikumpulkan bulan depan.

Ada juga kandidat yang membuat saya tertarik mendengarkan apa yang diutarakan, khsusunya ketika dia mengaku bisa membedakan gaya komunikasi ketika berbicara dengan yang muda dan orang tua, begini percakapannya:

"Saya bisa membedakan gaya komunikasi sama yang lebih muda atau orang tua, Pak", kandidat memulai pembicaraan dengan amat sangat percaya diri.

"Oh, ya? Gimana caranya? Kalau sama yang lebih muda, kita harus gimana, Mas?" tanya saya kepo.

"Kalau bicara sama yang lebih muda, dengarkan aja, Pak. Soalnya yang muda itu suka didengarkan."

"oOk, kalau sama yang lebih tua (orang tua)?" saya menanggapi,

"Nah, kalau sama yang lebih tua, dengarkan aja, Pak. Soalnya yang lebih tua kan pengalamannya lebih banyak."

Lha, terus bedanya di mana, cah bagus??!!!

Sudah mulai kebayang gimana sebalnya saya menghadapi kenyataan ini? Saya akui di sisi lain, ini hiburan sekali buat saya pribadi, lucu sekaligus menyebalkan.

Untuk para pencari kerja, saya mohon sekali, persiapkan diri kalian semaksimal mungkin dalam menghadapi proses wawancara di perusahaan mana pun. Jawaban yang kalian utarakan menjadi penilaian tersendiri oleh HRD, karena tiap perusahaan biasanya punya standar jawaban yang harus dipenuhi, tidak kaku, tapi paling tidak "tepat sasaran". 

Persiapan bisa dimulai dari cari tahu tentang profil perusahaan, kenali diri kalian karena HRD minimal akan menanyakan kelebihan dan/atau kekurangan diri, kemampuan atau kontribusi apa yang bisa diberikan kepada perusahaan, kenapa mau melamar untuk posisi yang tersedia, tanggung jawab dan tugas apa yang akan dikerjakan jika memang diterima.

Terima kasih sudah membaca tulisan ini, dipastikan kontak pribadi dan akun media sosial kalian semua aktif, nanti akan segera kami hubungi jika ada info atau proses selanjutnya, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun