Mohon tunggu...
Setiyorini
Setiyorini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perkembangan Upaya Pencegahan Virus Corona di Indonesia

15 Desember 2020   08:00 Diperbarui: 15 Desember 2020   09:07 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tepat satu tahun yang lalu, dunia dihebohkan dengan adanya wabah yang begitu fenomenal berasal dari negeri China. Wabah tersebut bernama 2019-Novel Corona Virus (SARS-CoV-2) atau biasa disebut  dengan Covid-19. Virus yang bertahan selama 12 bulan lamanya ini telah membuat beberapa Negara merasa resah karena kadar kecepatan penularannya begitu cepat sehingga beberapa Negara menerapkan kebijakan Lockdown. Covid-19 mengubah seluruh tatanan kehidupan dan berdampak tidak hanya pada keselamatan hidup akan tetapi juga menyentuh pada aspek perekenomian sampai politik.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menekan bertambahnya pasien yang terpapar virus corona dan bagi masyarakat yang merasakan dampaknya. Penerapan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), standar protokol kesehatan, tes masal, dan bantuan perekonomian yang hampir seluruh lapisan masyarakat mendapatkan bantuan. Upaya yang telah dilakukan pemerintah sampai saat ini belum memberikan efektivitas seperti yang telah diharapkan. Meskipun tingkat kesembuhan Pasien yang terpapar virus corona setiap hari bertambah, namun Pasien yang positif terpapar juga terus bertambah.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan masih berada pada tingkat rendah. Seringkali kita jumpai di setiap wilayah banyak yang tidak memakai masker, tidak menjaga jarak, dan tidak mengindahkan pemberlakuan jam malam yang telah ditetapkan di beberapa daerah. Berbagai pelanggaran terus dilakukan akan tetapi ketika mendengar tidak kunjung menghilangnya virus corona di Negara kita, mereka marah dan kesal.

Memusnahkan virus corona bukan menjadi tugas pemerintah saja, akan tetapi kita sebagai warga Negara juga turut andil dalam mewujudkannya. Sebagai satu-satunya makhluk yang dianugrahi akal dan pikiran, bebas melakukan apapun, dan seluruh kesempurnaan yang dimiliki harus mampu mempertanggungjawabkan apa yang telah terjadi. Upaya yang dilakukan pemerintah akan terasa sia-sia apabila pelanggaran selalu dilakukan dan selalu terabaikan. Saatnya masyarakat sadar akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker, selalu cuci tangan, dan hindari keramaian.

Pada tanggal 6 Desember 2020 lalu, Vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh SinoVac Biotech Ltd  perusahaan Bioteknologi China, tiba di Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis vaksin. Vaksin CoronaVac merupakan vaksin yang pertama kali berhasil datang ke Indonesia dan telah melalui beberapa uji klinis di beberapa Negara. Meskipun sempat dihentikan sementara ketika di Brasil terkait permasalahan soal keamanan, namun belakangan ini kejadian tersebut dipastikan tidak ada hubungannya dengan vaksin Covid-19. Vaksin CoronaVac mampu memicu respon antibodi yang cepat selama empat minggu setelah diimunisasi, satu dosis disuntikkan untuk 14 hari dan dilakukan selama dua kali.

Selain vaksin CoronaVac dari Sinovac, masih ada 5 vaksin lagi yang direncanakan akan didistribusikan di Indonesia, yaitu : PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, termasuk China National  Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm). Vaksin corona buatan Moderna, Pfizer Inc and BioNtech. Ketetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19. Keenam vaksin yang telah ditetapkan ini baru akan didistribusikan ketika mendapatkan izin edar atau persetujuan penggunaan pada masa darurat ( emergency use authorization/UEA ) dari BPOM ( Badan Pengawas Obat dan Makanan ).

Dan semua vaksin memiliki tingkatan harga yang berbeda-beda nantinya. Rincian harganya, diantaranya :

1.Vaksin Bio Farma, Kisaran harga vaksin Corona sekitar US$5 hingga US$10 per dolar As, jika dirupiahkan setara dengan Rp 70.660 hingga Rp 141.320 perdosis.

2.Vaksin AstraZeneca, kisaran harga sebesar US$3 hingga US$4, setara dengan Rp 56.528 hingga Rp 70.660 perdosis.

3.Vaksin Sinopharm, harganya sekitar 1000 yuan setara dengan Rp 2.150.000 untuk dua kali suntikan.

4.Vaksin Moderna, harganya US$32 sampai US$37 perdosis setara dengan Rp 452.224 hingga Rp 522.884 perdosis.

5.Vaksin Pfizer Inc and BioNtech, harganya sebesar US$20 perdosis atau setara dengan Rp 282.640 perdosis.

6.Vaksin Sinovac, dibanderol US$10 sampai US$20 atau setara dengan Rp 141.320 sampai Rp 282.640 per dosis.

Meskipun rencana keberadaan vaksin telah diumumkan oleh Pemerintah dan sebagian kecilnya sudah ada yang tiba di Indonesia, hal tersebut tidak lantas langsung mengurangi kesadaran untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan menjaga jarak. Sampai semua keenam vaksin tersebut tiba dan lulus uji klinis hingga didistribusikan di Indonesia, semua masyarakat harus tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan. Dengan prinsip 3M : mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Source :

Jati, Bima. Gilang Rizki. 2020. Optimalisasi Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pandemi Covid-19 Sebagai Bentuk Pemenuhan Hak Warga Negara. Jurnal Sosial & Budaya Syar'i.  7(5). 473-478.

Detik

CNN Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun