Mohon tunggu...
Noris Roby Setiyawan
Noris Roby Setiyawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sosiologi FISIP UNS

Hidup Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Aku dan Kita untuk Indonesia

19 Desember 2021   20:30 Diperbarui: 19 Desember 2021   21:36 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Aku berasal dari pedesaan yang terletak 40 KM kearah selatan dari kota Surakarta. Visiku kedepannya ingin menjadi manusia yang berintelektual,mensejahterakan keluarga, memiliki karakter sebagai seorang pemimpin,mengamalkan ilmu yang saya miliki dan meninggal dalam keadaan beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Aku merupakan seorang pemuda yang ditakdirkan Allah untuk lahir di sebuah negara yang bernama Indonesia. Menjadi bagian kecil dari sebuah negara yang dianugrahi keindahan alam seperti Indonesia merupakan sebuah kebanggaan tersendiri dan juga merupakan sebuah karunia yang patut untuk  disyukuri. 

Hidup di sebuah negara dengan segala bentuk keanekaragamaan suku,adat ,budaya dan ras serta agama membuat saya merasa takjub dengan toleransi dan kesatuan persatuan yang dapat terus terjaga hingga saat ini.            Indonesia merupakan sebuah negara besar yang memiliki luas kurang lebih 5 juta KM persegi dimana 3 dari 5 luas wilayahnya berupa perairan sehingga indonesia kerap dijuluki sebagai negara maritim. 

Selain dijuluki sebagai negara maritim Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terletak diantara 2 benua yakni Asia dan Australia serta diantara 2 samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik. Letak Indonesia yang strategis ini membuat wilayahnya  digunakan sebagai jalur lalu lintas laut internasional.

Indonesia juga merupakan negara yang sangat kaya raya baik dari segi sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Mengutip data dari Badan Pusat Statistik atau BPS jumlah penduduk indonesia pada tahun 2021 yakni  270,20 juta jiwa. Jumlah penduduk yang fantastis untuk sebuah negara. Dengan jumlah penduduk tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak urutkan ke 4 di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat.

Selain sumber daya manusia  yang melimpah ruah wilayah Indonesia juga dikaruniai Allah dengan segala bentuk kelimpahan sumber bahan pangan maupun tambang. Tanah di Indonesia dikenal sangat subur bahkan ada salah satu syair mengatakan “tongkat dan batu menjadi tanaman’’ syair tersebut seolah-olah mengambarkan begitu suburnya tanah di Indonesia tak heran jika dimasa lampau para ekspedisi pedagang dari Eropa banyak yang mencari rempah-rempah hingga ke Indonesia untuk diperdagangkan di Eropa kembali. 

Dengan kondisi tanah yang subur membuat mayoritas penduduk di Indonesia bermata pencaharian sebagai petani sehingga indonesia kerap kali dijuluki sebagai negara agraris. Serta dengan luas wilayah mayoritas perairan tak sedikit masyarakat indonesia mengantungkan hidupnya dengan bernelayan. Selain laut yang luas dan tanah yang subur ternyata di dalam perut bumi Indonesia mengandung begitu banyak bahan galian yang dapat dimanfaatkan untuk ditambang seperti emas,nikel,besi,batubara,bauksit dan sederet bahan  tambang lainnya.

Dengan kondisi yang demikian sudah selayaknya rakyat di negara Indonesia dapat memperoleh kesejahteraan dan jaminan kehidupan yang layak. Namun, dengan segala bentuk potensi yang dimiliki , Indonesia belum dapat memanfaatkan hal tersebut secara optimal. Hal ini dibuktikan dengan kondisi negara yang belum mampu memenuhi komoditas pangannya secara mandiri atau menghadirkan swasembada pangan. 

Indonesia yang notabene negara agraris pada kenyataannya masih melakukan impor pangan terutama beras sebagai komoditas pangan pokok masyarakat. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik atau BPS  dari tahun 2000 hingga tahun 2020 Indonesia tercatat masih melakukan impor beras. Bahkan pada tahun 2018 Indonesia melakukan kegiatan impor lebih dari 2,25 juta ton beras dan pada tahun 2020 mengimpor 356 ribu ton beras. Negara importir beras terbesar ke Indonesia yakni Vietnam,Tingkok, India dan Pakistan.

Selain permasalahan bahan pangan, negara yang kaya akan bahan tambang ini belum mampu untuk mengelola secara mandiri sektor pertambangan. Indonesia selama ini masih sangat bergantung dengan negara asing dalam urusan pengelolaan bahan tambang. Hal ini dilatar belakangi karena rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia sehingga dalam pengelolaannya sangat tergantung dengan teknologi maupun modal asing. 

Tak heran jika hampir mayoritas sektor pertambangan tidak terlepas dari campur tangan asing. Misalnya saja PT Freeport di Papua, siapa yang tidak mengenal perusahaan tambang emas ini. Perusahaan yang mengelola sektor pertambangan dari tahun 1967 hingga sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun