Mohon tunggu...
Nur Setiono
Nur Setiono Mohon Tunggu... lainnya -

Pensiunan swasta yang senang mengamati kehidupan sosial/kemasyarakatan. Sok merasa sibuk. Iseng suka tulas tulis kecil. Ngebanyol OK (tapi bukan pelawak). Serius gak ketinggalan (tapi bukan pakar). Berdomisili di pinggiran Jakarta Timur

Selanjutnya

Tutup

Humor

Terungkap Ketidakhadiran Herry FK di Kompasianival 2012

26 November 2012   07:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:39 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Terungkap Ketidakhadiran Herry FK di Kompasianival 2012

Anda tahu bung Herry FK yang suka bikin heboh di Planet Kenthir?.  Kenapa  dia tidak nongol di Kompasianival 2012?.  Memang ada gossip miring yang sempat beredar yakni, nyalinya mengkeret sampe sekecil upilnya  bung AA, si bakantan dari timur itu lantaran takut ditimpuki manusia se Planet Kenthir. Istilah kata,  bung Herry FK itu cuman ‘casingnya’ doang yang gede, soal mental kalah besar dibanding bencong yang sering mangkal di fly over Pasar Rebo.   Tapi itu khan rumor semata, hanyalah hoax murahan yang sengaja disebar luaskan oleh musuh dalam selimutnya sendiri. Nah, kalo mau tahu fakta atau realitanya?. Simak tuturan berikut ini.

*****

Untuk dapat hadir di kompasianival 2012 sesungguhnya bung Herry FK sudah mengajukan ijin cuti kepada atasannya sejak beberapa tahun lalu. Namun entah bagaimana, surat permohonan cuti tersebut terselip entah dimana, mungkin karena sudah kelewat lama jadi sang atasan lupa. Menjelang hari “H” Kompasianival 2012 digelar, bung Herry sempat merengek  ulang agar si boss berkenan mengabulkan cutinya. Biasa, alasan dengan jurus gombalsiana dilancarkan, misalnya ditunjuk sebagai panitia inti kek, jadi pembicara kunci kek, dan seabreg dalih bo’ong-bo’ongan lainnya. Padahal sejatinya hanya pingin pamer kepada musuh bebuyutannya sejak dalam kandungan yaitu, Wepe; Elang; dr. Posman; Hawa; Nunik; Sanchai; Indri; Amalludin, Andrie dan lain lain, sekaligus ngebet salaman + foto berdua dengan pak Jusuf Kalla. “Lumayan,…… foto mejeng berdua tersebut bisa dijadikan senjata guna menakut nakuti sang atasan, jika dirinya lagi didamprat habis habisan olehnya. Hehehehhe” demikian kata bathinnya.

Jum’at 16 Nopember 2012 sore menjelang bubaran kantor, barulah si boss berkenan meneken persetujuan cutinya bung Herry FK  dimaksud. Tanpa membuang buang waktu, kecuali buang air besar, bung Herry langsung ngibrit ke agen perjalanan untuk pesan tiket pesawat tujuan Jambi-Jakarta. Kebetulan masih ada penerbangan terakhir yang akan mengudara ba’da isya yaitu, “Burung Hantu” Air Lines. Itupun tempat duduk yang kosong tinggal satu, kebetulan pula seatnya tersebut di pojok paling bontot, persis berhadapan dengan pintu toilet. Okelah, rada bau pesing dikit no problem, dari pada terlambat atau  nggak berangkat sama sekali ke Jakarta.

Sebelum pesawat tinggal landas, bung Herry FK sempat meminta sang pilot supaya jangan transit dulu di Palembang atau Tanjung Karang dengan alasan dirinya adalah pejabat ‘penting’ yang tidak boleh terlambat sampai Jakarta. Sang pilot berikut awak pesawat lainnya naga naganya ngeper terhadap status ‘palsu’ plus tongkrongan bung Herry FK yang nyaris kayak debt collector tersebut, akhirnya permintaan tuan Herry dikabulkan dengan resiko si pilot nantinya bakalan dicaci maki babak belur oleh para penumpang tujuan Palembang dan Tanjung Karang. “Kalo soal solusi resiko, entar dipikirkan setelah gua sampe Jakarta aja” begitu bualan bung Herry kepada sang pilot.

Pesawat melesat terbang dengan cepat keudara mambawa ratusan penumpang, yang salah satu diantaranya memang bung Herry FK. kenthir. Nah disaat pesawat mulai menurunkan ketinggiannya sebagai indikasi bahwa beberapa menit lagi pesawat akan segera mendarat, dimana jam sudah menunjukkan hampir pukul satu dini hari, bung Heryy FK beranjak dari tempat duduknya lalu berdiri sambil clingak clinguk memperhatikan kabin penumpang , eh…. ternyata seluruh penumpang termasuk pramugari dan flight engineer tengah pada tidur dengan pulasnya. “Waduh celaka,…. jangan jangan si pilot dan copilnya tertidur pula” dugaannya dalam hati.  Diam diam bung Herry masuk ke Ruang Pilot.  Srettt….nyitt…. pintu dibuka, sekonyong konyong dia berteriak lirih, “Alhamdulillah….. Astagfirullah”. Rupanya sang pilot + co pilot memang  masih pada melek malah asyik ngopi, + 'nyabu' (baca : nyantap buah) + ngudud sembari beradangdut-ria via pesawat radio tiga band yang sengaja mereka bawa dari darat.  Melihat cara kerja pilot seperti itu lantaran bisa membahayakan penerbangan, bung Herry menegor keduanya dengan sedikit marah. Nah pada kesempatan ini otak encernya bung Harry muncul. Selagi para penumpang masih pada tidur dia minta kepada pilot agar nanti mendaratnya di Landasan Udara Pondok Cabe saja dulu, karena lanud tersebut dekat dengan Gandaria City (Gancy) tempat dimana Kompasianival deselenggarakan. Nanti setelah dirinya turun, silahkan pesawat terbang kembali untuk menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng Banten, sebagaimana rencana semula. Kalo pilot tidak mengabulkannya, bung Herry mengancam akan mengadukan ulah kedua crew pesawat ke pimpinan perusahaan penerbangan tersebut atau kepada pers atas kelalaian kerja keduanya yang baru saja disaksikannya. Mendengar permintaan  lengkap dengan ancaman seperti  itu, lagi lagi sang pilot ketakutan, lantas akan memenuhi keinginan bung Herry kenthir itu…… wakakakakkkkkk….

Ringkas ceritera,

Setelah berputar putar seribu kali di udara Jakarta, Pesawat “Burung Hantu” Air Lines akhirnya mendarat  mulus dilandasan Lanud Pondok Cabe  seputar pukul dua dini hari dimana para penumpang  masih pada tidur ngorok. Bung Herry nampak turun sendirian. Dengan menenteng kantong kresek warna hitam,  dia ngeloyor langsung ke Jalan Raya Pondok Cabe melalui pintu utama yang kebetulan para petugasnya lagi pada tertidur pula. Dia berdiri lama  didepan kios rokok yang  tutup, sembari mikir lantaran nggak tahu arah yang akan ditempuh. Rupanya dia kebingungan. Mau nelepon Wepe cs yang lagi nginep di Panglima Polim, dia nggak tahu siapa panglima itu, setahunya Panglima TNI adalah Laksamana Agus Suahrtono, bukan Polim namanya.

Kendatipun pernah ke Jakarta, hafalnya cuman PGC doang. Tempat lain  tetap blank soal arah. Dia jadi teringat pesan Wepe  : “jangan ngaku pernah ke Jakarta jika belum pernah ngerasain naik Bajay dan nonton Monas”. Soal Bajay, jangankan menaikinya, lha wong bentuknya saja bung Herry FK awam alias nggak tahu persis, yang dia faham cuman warnanya doang, oranye, titik!!.

Dimalam yang sepi itu bung Herry FK clingak clinguk sendirian seperti maling lagi nyari sasaran. Mau naik bajay ke Gandaria City nggak tahu bentuknya; mau naik bus way, belum ada yang lewat; mau naik taxi ogah, dengan alasan nggak bisa gelantungan, padahal uang buat bayarnya nggak cukup. Iseng, dia mindik mindik ngintip beberapa kios yang masih nyenyet alias tutup. Tiba tiba, “ngeong…..ngeong…..ngeong…..” bunyi sirine mendekatinya. Weleh weleh….. ternyata patrol Garnizun Ibu Kota. Dengan sigap para petugas yang berpakain loreng ijo dengan senjata lengkap mendekati serta mananyakan identitas bung Herry FK yang  berdiri gemeteran, sampe terkentut dan terkencing kencing.

“ampiun pak,…. ampun… saya jangan diapa apakan, saya orang baek baek, baru datang dari Jambi  mau ketemu Jusuf Kalla di Gancy besok. ihick…..ihick….” rangek bung Herry  memelas kepada petugas. Rupanya rengekan tersebut tidak digubris, bung Herry mau  digelandang menuju markas garnizun di Cililitan. Namun karena dia warga sipil, akhirnya oleh petugas  di serahkanlah ke Polda Metro di bilangan Semanggi.

Bung Herry FK tidak berkutik, oleh Provost langsung dijebloskan ke sel, bergabung dengan para preman pasar dan pencopet kelas recehaan. Dia hanya mampu ngedumel, “sial gue, apes banget gue hari ini”.

Didalam jeruji  besi, bung Herry FK jadi sapi perahan para preman. Segala isi dompet yang cuman segepok uang ribuan habis diembat buat bancakan mereka. Untung dia masih sempat ngumpetin beberapa lembar uang puluhan ribu kedalam CDnya. “mudah mudahan tuh uang selamat dan betah disitu. Bau bau pesing dikit nggak apa apa, yang penting si uang bisa kenalan dan ngobrol bareng dengan ‘burung’ gue…..hehehehhe… ” bathin bung Herry menghibur diri.

Seharian bung Herry ada di Polda, dikasih makan nggak disentuh sama sekali; diinterogasi selalu menjawab “lupa, nggak ingat” persis para koruptor ketika ditanya hakim. Untung dia hidup dizaman reformasa dimana HAM menjadi dewa penyelamat, kalo zaman ‘baheula’, jangan tanya, bisa jadi sepatu para patugas kerap kali mendarat di jidat, kalo jawabnnya balik keitu lagi itu lagi, kayak orang dungu. Dia merasa jatuh gengsinya jika harus ditahan, dan dicampur dengan para pencoleng kelas teri, oleh karenanya dia memohon petugas agar tempat penahannya dipindahkan ke Rutan KPK, alasannya biar martabatnya sebagai pesakitan naik, lalu bisa ketemu Anggelina Sondah malah bisa foto bersanding bersama dan siapa tahu bisa ikut nongol, cengengesan di TiVi…….. wakakakakak….

Sabtu, 17 Nopember 2012 seputar ba’da solat Isya bung Herry FK dibebaskan melalui alasan tidak cukup bukti untuk dilanjutkan ke proses penyidikan. Betapa gembiaranya dia, sampe jingkrak jingkrak lalu salto berulang kali segala, bagaikan pendekar mabok. Setelah mengurus administrasi pembebasan, bung Herry FK segera meluncur ke Gandaria City. “lumayan lah, biar terlambat buanyak, yang penting udah sempat hadir di Kompasianival 2012” pikirnya dalam hati.

Setelah beberapa kali ‘sukses’ kesasar, ujung ujungnya bung Herry FK sampe juga ke Gandaria City, dia sempat kaget ,“kok sepi!, mallnya udah  tutup?” gerutunya. Bergegas dia naik kelantai-3 tempat perhelatan Kompasianival 2012 berlangsung, lagi lagi dia sontak plus kecewa berat, beristigfarlah dia. Rupanya pesta sudah usai, para peserta sudah bubar jalan semua, yang tersisa hanyalah material bekas lapak berserakan dan memang masih ada sejumlah orang yang sedang membereskannya.

Bung Herry FK termenung di depan pintu hall. Wajahnya nampak kusut, ditekuk, sedih bukan kepalang alias jauh dari raut gembira. Sejenak kemudian dia ngutak-atik HaPenya yang ternyata pulzanya nol kosong. Tidak berapa lama dia dihampiri sang Duty Manager Gancy, ditegor lalu diberi sapu dan sejumlah peralatan kebersihan. Rupanya bung Herry dikira sebagai seorang petugas cleaning service yang terlambat datang. Melihat gelagat tersebut bung Herry tidak terima, “emangnya gue apa’an?” bentaknya sewot, seraya dahinya dikerutkan dan menatap tajam sang manager penuh arti. Lantas dia ngeloyor pergi tanpa pamit pada si manager yang gemetar ketakutan.

Dari Gandaria City bung Herry langsung menuju Terminal Bis Kali Deres untuk segera pulang ke Jambi dengan Bus Lintas Jawa Sumatera. Dia buru buru ke terminal bis malam itu juga, lantaran khawatir keduluan atau malah berjumpa sama Hawa, Ninuk dan dr. Posman yang rencananya juga akan balik Sumatra via terminal bis yang sama.

*** hehehehehehe……

Jakarta, 26 Nopember 2012,

- si Abal -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun