Memang di era Web 2.0 ini setiap orang dapat berpartisipasi aktif mendukung demokrasi oleh sebab media digital, namun sayangnya orang-orang tersebut jarang mendapat manfaat finansial. Manfaat finansial hanya diraih oleh Google, FB, Twitter, dan perusahaan sejenisnya. Manfaat secara pribadi dinilai masih riskan dibanding manfaat yang diterima korporasi.
Fakta tersebut menunjukkan adanya bias kognisi, memang secara kasat mata tentunya hal tersebut terlihat tidak nyata, tetapi secara virtual, keberadaan mereka memang ada dan berpengaruh kuat dalam dunia nyata.
Kritik aktivisme media sosial?Â
Gerakan di media sosial dipandang tidak hierarki, tidak ada pengorganisasian melalui pemimpin yang horizontal, hanya gerakan seretak saja. Mereka pelaku gerakan online (medsos) menganggap media tradisional seperti TV korup, tidak efisien, tetapi tidak mempunyai corak dan inti gerakan yang jelas.
Andai saja jika tidak ada gerakan medsos pas Musim Semi Arab atau Occupy Wall Street, gerakan politik akan tetap terjadi pula.
Walhasil, gerakan online menjadi tren tersendiri dunia digital dan menjadi kekuatan baru sosial-politik dan akan menjadi corong baru perubahan dunia kedepan. Tinggal bagaimana kita memaknainya.