Mohon tunggu...
Paelani Setia
Paelani Setia Mohon Tunggu... Guru - Sosiologi

Suka Kajian Sosial dan Agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyoal Teori Konspirasi Seputar Covid-19

14 Juni 2020   15:53 Diperbarui: 14 Juni 2020   15:45 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alat-alat yang dimaksud berupa lembaga-lembaga sosial yang berfungsi menyediakan tatacara kehidupan yang umum bagi masyarakat seperti institusi pemerintahan, media massa, pendidikan, dan sejenisnya.

Oleh karena itu, untuk menghindari ketegangan tersebut setiap individu mempunyai respons tersendiri atas segala ketegangan yang terjadi. 

Pertama, conformity, yakni individu yang menerima tujuan kultural dengan alat yang tersedia. 

Kedua, inovation, yakni individu yang menerima tujuan kultural namun menolak alat-alat yang tersedia dari cara hidup lama ke cara hidup baru (inovasi). 

Ketiga, ritualism, yakni individu yang menggunakan alat-alat yang tersedia untuk mencapai tujuan yang tidak disetujuinya.

Keempat, retreatism, yakni individu yang melakukan penolakan baik tujuan maupun cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara kultural. 

Kelima, rebellion, yakni individu yang memberikan wacana dan pencapaian secara berbeda (alternatif) dari alat yang disediakan secara kultural.

Dengan demikian, tampaknya bagi mereka yang menolak penjelasan resmi dan mencoba memberikan wacana tandingan atau alternatif informasi merupakan bagian dari tipe rebellion Merton. 

Atau individu dan kelompok yang menolak penjelasan resmi pemerintah, ahli, dan pihak lain yang berwenang mengurusi pandemi Covid-19 dan memberikan wacana tandingan sebagai alternatif.

Hal tersebut terjadi karena dalam wacana yang dibangun sebagai tandingan, terdapat celah ketidakjelasan sebuah wacana/informasi yang sebenarnya dari pihak berwenang. 

Akibatnya, teori konspirasi yang dibangun seperti dijelaskan di awal tadi akan mengisi celah-celah kesadaran masyarakat karena adanya celah kekosongan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun