Mohon tunggu...
Paelani Setia
Paelani Setia Mohon Tunggu... Guru - Sosiologi

Suka Kajian Sosial dan Agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mampukah Indonesia Melawan "Kutukan" Masa Lalu?

6 Juni 2020   17:30 Diperbarui: 8 Juni 2020   16:46 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wikivisually.com/wiki/Japanese occupation of the Dutch East Indies

China juga menandai kelahiran era Great Convergent dimana jarak (kedekatan) tidak menentukan kekuatan suatu negara seperti Eropa dulu yang bisa maju karena kedekatan antar sesama negara di kawasan tersebut.

Selain itu, hal ini juga menandai adanya pergeseran sistem ekonomi yang berfokus kepada ukuran (size) suatu negara.

Dulu ukuran suatu negara tidak penting karena adanya teknologi dan revolusi industri dengan menghilangkan fungsi tanah, namun saat ini dunia memprediksi bahwa ukuran suatu negara amat penting untuk modal berkuasa.

Hal ini juga diakibatkan oleh pemerataan teknologi di segala bidang di seluruh dunia.

Bahkan, China sekarang sudah berkuasa dalam berbagai teknologi sehingga berpengaruh ke seluruh dunia. Kedepannya, selain China India juga banyak di prediksi mampu berkembang pesat dan menjadi salah satu kekuatan dunia baru.

Oleh karena itu, kutukan geografis ini memberikan gambaran bahwa pergeseran geo-politik global memberi pengaruh besar bagi dunia dan Indonesia harusnya bisa berperan banyak di dalamnya.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Negara dengan wilayah luas dengan populasi yang banyak pula. Negara dengan keunggulan pada sumber daya alam, energi, dan kekayaan laut yang berlimpah. Akankan Indonesia bisa menjadi kekuatan baru di dunia?

Tentulah hal ini harus dijawab bersama oleh kita sebagai bangsa Indonesia. Modal apa dan sejauh mana upaya kita dalam menghilangkan kutukan-kutukan kolonial akan sangat menentukan.

Akhirnya, jika hal ini terus terjadi maka Indonesia akan tetap begini-begini saja, hanya menjadi kekuatan dunia yang biasa memasok bahan mentah.

Kecuali jika kondisi ini bisa dilepaskan secara perlahan, menghilangkan elitisasi politik dan melepaskan sistem ekonomi ekstraktif yang dibawa para penjajah ke negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun