China juga menandai kelahiran era Great Convergent dimana jarak (kedekatan) tidak menentukan kekuatan suatu negara seperti Eropa dulu yang bisa maju karena kedekatan antar sesama negara di kawasan tersebut.
Selain itu, hal ini juga menandai adanya pergeseran sistem ekonomi yang berfokus kepada ukuran (size) suatu negara.
Dulu ukuran suatu negara tidak penting karena adanya teknologi dan revolusi industri dengan menghilangkan fungsi tanah, namun saat ini dunia memprediksi bahwa ukuran suatu negara amat penting untuk modal berkuasa.
Hal ini juga diakibatkan oleh pemerataan teknologi di segala bidang di seluruh dunia.
Bahkan, China sekarang sudah berkuasa dalam berbagai teknologi sehingga berpengaruh ke seluruh dunia. Kedepannya, selain China India juga banyak di prediksi mampu berkembang pesat dan menjadi salah satu kekuatan dunia baru.
Oleh karena itu, kutukan geografis ini memberikan gambaran bahwa pergeseran geo-politik global memberi pengaruh besar bagi dunia dan Indonesia harusnya bisa berperan banyak di dalamnya.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Negara dengan wilayah luas dengan populasi yang banyak pula. Negara dengan keunggulan pada sumber daya alam, energi, dan kekayaan laut yang berlimpah. Akankan Indonesia bisa menjadi kekuatan baru di dunia?
Tentulah hal ini harus dijawab bersama oleh kita sebagai bangsa Indonesia. Modal apa dan sejauh mana upaya kita dalam menghilangkan kutukan-kutukan kolonial akan sangat menentukan.
Akhirnya, jika hal ini terus terjadi maka Indonesia akan tetap begini-begini saja, hanya menjadi kekuatan dunia yang biasa memasok bahan mentah.
Kecuali jika kondisi ini bisa dilepaskan secara perlahan, menghilangkan elitisasi politik dan melepaskan sistem ekonomi ekstraktif yang dibawa para penjajah ke negeri ini.