Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Terkecoh Roti Palsu

8 Desember 2022   19:07 Diperbarui: 8 Desember 2022   19:16 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi roti (dok pribadi)

Karena menghadiri sebuah acara, siang itu saya berkesempatan makan siang di restoran sebuah hotel di Jakarta. Kesempatan seperti ini jarang-jarang, makanya saya mengeluarkan aji mumpung.

Beragam menu yang tersedia saya coba, dengan alur yang berantakan tak mengikuti urutan makanan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup. Toh nanti semua makanan bertemu juga di lambung.

Setelah makan semangkuk soto, sepiring menu prasmanan, es krim, dan potongan buah, ternyata saya masih lapar mata. Saya pun mengambil semangkuk mie ayam, makanan favorit saya. Jarang-jarang kan makan mie ayam di hotel, biasanya di pinggir jalan.

Saat duduk sambil menikmati mie ayam, teman saya datang membawa piring berisi sepotong roti.

"Di hotel kok makan mie ayam to Mas," katanya.

"Saya pengin nyobain saja gimana rasanya makan mie ayam buatan chef hotel," kata saya.

Dengan penuh gaya, teman saya  pun mulai mencicipi roti. Garpu beberapa kali ditusukkan ke permukaan roti, "Kok rotinya keras ya." Teman saya kemudian mengambil roti dengan tangan dan penuh percaya diri menggigit roti, "Wah keras!"

Roti itu kembali diletakkan di piring. Karena penasaran, saya memukulkan sendok ke permukaan roti. "Iya keras. Roti apa to ini." Teman-teman lain yang duduk semeja juga ikut penasaran.

Saya pun bertanya, mengambil roti di sebelah mana. Teman saya menunjuk arah sudut restoran. Saya pun menuju tempat roti yang diambil teman saya.

Saya langsung terkekeh membaca tulisan yang terpampang di dekat tumpukan roti: DISPLAY ONLY. Walaupun bentuknya sangat mirip dengan roti, ternyata itu hanya roti palsu untuk pajangan saja.

"Itu roti palsu Bos, buat pajangan doang. Tulisan Display Only segede gaban masa nggak kelihatan to," kata saya saat kembali menghampiri meja.

Teman saya garuk-garuk kepala. Semua yang duduk di meja tertawa. Ternyata ada yang terkecoh roti palsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun