Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Kunti, Sudah Tidak Ada Kereta yang Lewat Malam Ini

21 April 2020   12:26 Diperbarui: 22 April 2020   19:08 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Stasiun Gondangdia (Foto Setiyo)

"Ya terserah Emak aja deh," kata Kunti.

"Yo wis lah. Entar pulang beli kopi sachet ama susu ya. Emak pengin bikin Dalgona Coffee."

"Wah asyik Mak. Minuman kekinian itu," kata Kunti sambil mencium tangan Emaknya.

Singkat kata, setelah naik bajaj, Kunti sampai di Stasiun Gondangdia. Kunti pun membeli tiket harian. Sewaktu hendak nge-tap kartu, langkahnya dihadang petugas.

"Suhunya diukur dulu ya Neng," kata Petugas sambil menodongkan alat pengukur suhu atau thermoscan.

"Ampun Pak, saya cuma mau naik kereta jangan ditembak entar saya mati lagi," kata Kunti ketakutan.

"Bukan ditembak Neng, cuma diukur suhu tubuh, kan sedang musim Corona. Emang kalau Abang tembak Neng mau terima, eh."

Petugas pun langsung mengukur suhu suhu tubuh kunti. Angka di layar thermoscan berputar cepat dan berhenti di angka 00.0. Petugas kucek-kucek mata tak percaya.

"Waduh error nih alat. Saya coba cek lagi ya Neng."

Petugas kembali mengecek suhu tubuh Kunti. Angka di layar thermoscan kembali berputar cepat berhenti di angka 39.9. Petugas terkejut. Angka kemudian berputar lagi dan berhenti di angka 13.0.

"Waduh masak sudah error nih alat, kan belum lama beli," gerutu Petugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun