Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kunti Similikiti

20 Mei 2016   10:18 Diperbarui: 20 Mei 2016   10:45 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Anak perawan malam-malam gini masih nongkrong di dahan asem. Ini kan malam jumat kliwon. Sana main ke stasiun," kata Emak Kunti.
"Entar dulu Mak. Bedak Kunti habis. Ini lagi nunggu kurir olshop yang mau ngantar bedak Demplon pesenan Kunti."
"Pake bedak Emak aja. Entar kamu kemaleman."
"Ya udah Mak. Entar kalau kurirnya datang diterima ya Mak. Jangan lupa bayarin."
"Dasar anak jaman sekarang, bisanya pesen doang."
Setelah berdandan Kunti pamit sambil tak lupa cium tangan. Tubuh Kunti melayang dari atas pohon asem ke tanah.
"Mak, power bank Kunti ketinggalan. Tolong ambilin. Kalau nggak salah tadi Kunti sangkutin di dahan."
"Yang dibungkus kain kafan ini ya."
"Iya Mak. Cepat lemparin ke bawah."
--- oOo ---

Singkat kata biar tidak capek ngetiknya, Kunti sampai di stasiun Gondangdia. Kebetulan ada KRL jurusan Bogor yang mau merapat.
Kunti berdiri di belakang garis batas aman. Ketika pintu kereta terbuka, penumpang terlihat berjubel. Kunti mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kereta.
Namun tubuhnya terdorong ke kiri dan ke kanan oleh penumpang. "Mbak kalau nggak mau masuk minggir dong. Jangan halangi jalan!" hardik seorang penumpang.
Kunti menyingkir sambil garuk-garuk kepala. "Waduh! Penumpang kereta nggak ada takut-takutnya. Awas nanti."
Ketika ada KRL yang cukup longgar, Kunti pelan-pelan masuk. Rambutnya digerai menutupi mata. Kunti sengaja berdiri di tengah pintu. Saat pintu tertutup Kunti beraksi.
Kunti merentangkan kedua tangan dan tertawa keras. "Hiiii hiiii hiiii."
Penumpang kereta terkejut. Kunti tersenyum dan melangkah maju. Tiba-tiba ia merasa ada sesuatu menahan langkahnya. Namun Kunti memaksakan langkah.
"Preeeeepeeeeet!"
Kunti terkejut dan menoleh ke belakang. Rupanya baju putihnya sobek panjang gara-gara terjepit pintu kereta. Muka Kunti merah padam. Penumpang kereta terbengong-bengong.
Untung saja, kereta lekas merapat di Stasiun Cikini. Ketika pintu terbuka, Kunti langsung lari keluar dan meloncat ke rimbun pepohonan.
"Maaaaak, baju Kunti sobek."

--- oOo ---

Commuterline jurusan Bogor,19 Mei 2016
Salam Halah
Setiyo Bardono, yang lain belum tentu Setiyo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun