Mohon tunggu...
Sesti Nurlatifah
Sesti Nurlatifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Teknologi Sumatera

Andai semua karena Allah, mengapa begitu banyak pertimbangan manusia yang dijadikan penyebab keputusan?

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hilang Separuh

20 Mei 2022   22:48 Diperbarui: 20 Mei 2022   22:49 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Sesti Nurlatifah

Bab 1 Kabar Duka

Udara dingin menjadi bagian dari teman malam ini, seketika rintik-rintik hujan  debu dari pandangan, memandang ke atas awan berlapis hitam tanpa bintang ataupun rembulan. Suara gemuruh mesin dan hujan seolah menjadi irama yang beriringan. Kulirik kanan dan kiri orang-orang asyik berbincang ketika pengawas hilang dari pandangan. Begitulan suasana setiap malam ketika harus lembur kerja, namun kali ini sedikit berbeda. Malam ini lebih tenang dari biasanya sebab tanpa ocehan Foreman ataupun Quantity Surveyor (QS), padahal biasanya tiada hari tanpa ocehan mereka apalagi aku yang ditempatkan di bagian packing, hampir setiap kata-kata yang dilontarkannya masuk ketelinga kanan dan keluar lagi dari telinga kiri.

Menjadi buruh pabrik bukanlah keinginanku, tapi hanya dengan bermodal ijazah SMA aku bisa kerja di pabrik elektronik ini. Keinginan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi kutunda dulu, dan memutuskan bekerja untuk menambah tabunganku. Dengan harapan tahun depan kuliah dengan bantuan biaya dari Ka Faris sesuai denganan janjinya, bebab jika kuliah tahun ini terlalu berat tanggungannya untuk ibu dan bapak. Beberapa bulan lagi Ka Faris akan Wisuda dan setelah itu dia akan bekerja di tempat yang ditawarkan oleh dosennya. Itu artinya Ka Faris akan mendapatkan penghasilan dan aku bisa melanjutkan kuliah.

Kulihat layar handphone, namun masih belum ada balasan dari Ka Faris padahal pesan itu dikirim satu hari yang lalu.

16 Sep 2017 Pukul 16.56

Assalamualaikum Ka, gimana kabarnya? Tas yang Kakak kasih minggu depan ade ambil saat pulang ke rumah ya.

Ka, ade cape kerja disini (emoticon nangis), boleh ga ka Ade resign? Disini ternyata aga susah ngatur waktu salat zhuhur, hanya dikasih waktu 10menit untuk istirahat siang, itupun milih antara solat atau makan. Kadang waktu istirahat belum masuk waktu salat dan ketika memasuki waktu salat udah bel masuk lagi. Kadang Ade diam-diam keluar nyuri waktu untuk salat dengan alasan mau ke wc (emoticon nangis). Menurut kaka gimana?

Hmm... (menghela nafas panjang) pesan itu masih belum dibaca sampai hari ini.

"Aisyah ayo pulang!" Ucap Arini sambil membawakan tasku. Akhirnya kami berjalan keluar, dipintu keluar orang-orang berdesakan begitulah setiap bel bunyi waktu pulang. Hujan mulai reda sekitar setengah jam sebelum pulang. Kulihat jam ditangan kananku menunjukan pukul 22.05.

"Arin kamu mau solat dulu ga di mushola?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun