Mohon tunggu...
serli yuniati ningrum
serli yuniati ningrum Mohon Tunggu... -

PERFEKSIONIS, INTROVERT

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Phobia pada Balita

24 November 2016   15:27 Diperbarui: 24 November 2016   15:55 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setiap anak pernah mengalami rasa takut terhadap sesuatu. Rasa takut sejatinya merupakan salah satu mekanisme pertahanan diri yang bersifat alamiah. Namun beberapa anak bisa mengatasinya dengan baik, beberapa anak yang lain rasa takut itu berkembang menjadi phobia berkepanjangan.

Phobia merupakan munculnya rasa takut yang berlebihan akibat suatu trauma atau peristiwa yang membekas di benaknya dan mempengaruhi jiwanya.

Phobia secara garis besar terbagi menjadi tiga macam :

1. Phobia Spesifik

Phobia terhadap suatu objek tertentu, seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain-lain.

2. Phobia Sosial

Phobia yang muncul bila berada dikeramaian, takut menjadi pusat perhatian.

3. Phobia Komplek

Phobia ini memunculkan phobia spesifik dan sosial secara bersamaan. Misalnya takut terhadap ketinggian dan ruang terbuka.

Phobia merupakan kondisi yang sudah melampui batas kewajaran. Rasa takut yang berlebihan akan membentuk rasa rendah diri pada anak, yang pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan mentalnya.

Pada balita phobia bahkan bisa muncul hanya karena hal-hal sepele. Seperti akibat melihat reaksi yang berlebihan dari orang-orang terdekatnya terhadap sesuatu. Misalkan, phobia pada kecoak. Phobia ini juga bisa saja terjadi karena kesalahan orang tua dalam bersosiali seperti ketika tanpa sengaja si orang tua berteriak terlalu berlebihan saat melihat kecoa atau hal-hal yang ditakutinya. Hal tersebut juga bisa jadi menular pada sang anak yang menyaksikannya, ia akan berimajinasi bahwa kecoa sangat menakutkan, dan setelah itu ia juga akan ikut-ikutan takut pada kecoa, karna pada sejatinya pada masa anak-anak adalah mas menitu, dimana ia akan meniru dan mengikuti apa yang dia lihat dari orang-orang dewasa di sekelilingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun