Mohon tunggu...
Serena Kalista Javiera
Serena Kalista Javiera Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Universitas Airlangga

.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Memperingati Reformasi, BEM Unair Tutup Patung Airlangga dan Adakan Seruan Aksi #MenggugatReformasi

18 Juni 2022   12:34 Diperbarui: 18 Juni 2022   12:46 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Selasa, 21 Mei 2022 bertepatan dengan Hari Peringatan Reformasi, BEM Universitas Airlangga melalui Kementerian Sosial dan Politik mengadakan seruan aksi "#MenggugatReformasi" dalam rangka memperingati hari reformasi. Aksi tersebut bertempat di depan Patung Garuda Mukti Universitas Airlangga dan dihadiri oleh setiap perwakilan BEM Fakultas, perwakilan Kementerian KGPA BEM Universitas Airlangga, yang akan diliput oleh beberapa LPM di Universitas Airlangga dan dilanjutkan dengan nobar (nonton bareng) di Ampiteater di Universitas Airlangga kampus B.

Kegiatan aksi ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Hymne Airlangga. Kemudian disusul dengan kegiatan mimbar bebas yang dibuka oleh Menteri Sosial dan Politik BEM Unair, Maulana Hanif Ibrahim, dan dilanjutkan oleh perwakilan dari setiap BEM Fakultas yang diberikan kesempatan untuk menyampaikan orasinya mengenai 22 tahun reformasi di Indonesia, Dalam orasi yang disampaikan salah satu Dirjen Kementerian Sosial dan Politik, selaku ketua pelaksana Menggugat Reformasi yaitu David Hermawan menyadarkan para mahasiswa bahkan rakyat Indonesia, apakah kita sudah benar-benar hidup di alam reformasi yang sudah kita dambakan? Banyak mahasiswa yang menjawab belum, masih banyak yang harus diperbaiki dari sistem reformasi di Indonesia ini, kita sebagai rakyat Indonesia jangan sampai lengah oleh para pejabat dan pemimpin dinegara ini.

Dilanjutkan dengan Menteri Polstrat BEM Fisip, Rifat menyatakan bahwa kita seharusnya merefleksikan gerakan muda saat ini, apakah teman-teman mahasiswa merasa bahwa mahasiswa saat ini terpecah belah?, melihat dengan adanya partai mahasiswa, BEM SI dan BEM Nusantara. Kita memerlukan Revolusi, ini menjadi tamparan untuk kita merebut dari apa yang kita mau. Ketika akademisi mengatakan bahwa mahasiswa harusnya belajar, melakuakn penelitian, harusnya kita sadar dan tidak mementingkan golongan pribadi, akan tetapi menjadi perwakilan dalam menyuarakan suara-suara rakyat. Dilanjut lagi dari perwakilan BEM FIB, Habi yang mengatakan bahwa kita harus memilih melawan atau hilang sama sekali, lawan atau kita akan ditindas lagi oleh rezim yang sewenang-wenang.

Dalam Mimbar Airlangga ini patung Garuda Mukti ditutupi dengan kain hitam bertuliskan Reformasi Dikorupsi Airlangga #MenggugatReformasi, hal ini menandakan bahwa mahasiswa Universitas Airlangga juga turut bersimpati mengenai keadaan Indonesia yang selama 22 tahun reformasi telah berlangsung dalam artian ini kami turut berduka. 

Tidak berhenti di situ, rangkaian acara juga dilanjutkan dengan nobar film Di balik 98 yang diperankan oleh Chelsea Islan dan Boy Willian sebagai gambaran atau ilustrasi saat terjadinya tragedi kerusuhan akibat krisis moneter pada 1998, dilanjutkan dengan diskusi bersama, kita berdikusi mengenai hilangnya mahasiswa FISIP Unair dan bagaimana mengadvokasikan gerakan dengan baik, DPR di era SBY sudah memberikan rekomendasi untuk mahasiswa namun tidak berjalan dengan baik dan langkah-langkah yang dilakukan oleh mahasiswa diantaranya aksi kamisan di istana negara, selain itu kita dapat aktif menulis dan berpendapat tentang sistem di negara ini karena nasib negara ini bergantung dengan sikap mahasiswa saat ini. Demokrasi saat ini merupakan demokrasi yang tidak diharapkan, dulu Soeharto hanya satu sekarang ada banyak Soeharto lainnya, lantas demokrasi seperti apa yang dicitacitakan? Memandang demokrasi bisa melihat negara demokrasi-demokrasi dinegara lain.

Demokrasi merupakan kebebasan, dengan melihat diera Soeharto demokrasi dan suara dirampas akan tetapi, untuk saat ini berbeda. Demokrasi yang diharapkan sudah mulai berjalan, terlihat kebebasan yang kita nikmati saat ini misalnya kebebasan saat di media sosial. Reformasi 98 itu mampu menurunkan Soeharto akan tetapi belum bisa menurunkan sistem yang ada. Setelah berdiskusi bersama dilanjutkan dengan penampilan teatrikal puisi di Ampitheater kampus B.

Tak hanya gelar Aksi secara offline, BEM Unair melalui Kementerian Sosial dan Politik juga mengadakan aksi secara digital dengan cara bekerjasama untuk merubah foto profil dari akun Instagram resmi BEM Unair dan BEM Fakultas  menjadi nuansa kelabu dengan tagline "#ReformasiDikorupsi" 

Muhammad David, selaku Dirjen Advokasi Kemensospol mengungkapkan aksi "#MenggugatReformasi" adalah event tahunan di Unair dan ditujukan pada mahasiswa serta rakyat Indonesia, dan beliau berharap dengan kegiatan ini mahasiswa bahkan seluruh rakyat Indonesia mengingat tanggal reformasi dan berpikir apakah ada hal yang perlu dikritik dan dievaluasi.

Perlu diketahui, aksi "Menggugat Reformasi" menghasilkan sebuah pernyataan sikap Aliansi BEM se-Universitas Airlangga. Isi pernyataan sikap tersebut terdiri dari beberapa poin, yakni :

  1. Menunjukan itikad baiknya untuk menyelesaikan kasus HAM yang sampai saat ini belum terselesaikan
  2. Membersihkan aparat negara dari kroni-kroni Orba
  3. Melakukan evaluasi terhadap setiap kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan HAM dan demokrasi
  4. Kembalikan militer ke barak
  5. Revisi UU KPK dan copot pegawai serta pimpinan KPK yang bermasalah
  6. Cabut UU Omnibus Law yang terbukti inkonstitusional
  7. Wujudkan Reforma Agraria.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun