Mohon tunggu...
Septyan Hadinata
Septyan Hadinata Mohon Tunggu... Lainnya - buruh

Ikhlas bersama sabar dalam mengembara di dunia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

KPK Vs Polri; Babak Baru Babak Belurnya Negara

23 Januari 2015   19:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:31 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Babak Baru di era pemerintahan Jokowi JK diwarnai berbagai kisruh politik dan kekuasaan  yang melibatkan beberapa institusi negara. Dimulai dari sengketa poitik antara KIH vs KMP di DPR, sampai yang terkini yakni KPK Vs Polri. Dua institusi besar yang merupakan ponggawa utama dalam penegakkan hukum, kini tengah bersengketa. Dimulai saat calon tunggal Kapolri yakni BG  di tetapkan tersangka oleh KPK, kini Polri balik  beraksi dengan menangkap seorang wakil ketua KPK BW.

Terlepas dari kewenangan masing masing kedua institusi tersebut dalam melakukan aksinya, yang jelas kejadian tersebut akan menambah lembaran sejarah buram perjalan bangsa ini. Dan Bukan mustahil akan menjadi celotehan miring bangsa asing terhadap kewibawaan bangsa kita.  Kedua institusi tersebut memang mempunyai hak dan kewenangan masing masing dalam melaksanakan tugasnya termasuk dalam memproses hukum terhadap siapa saja yang dianggap telah melanggar hukum

Tetapi publik akan menilai nilai dengan kejadian tersebut. Bahkan muncul kini asumsi publik, bahwa kejadian ttersebut adalah sebuah aksi pamer kekuatan dan kekuasaan. Soal penegakkan hukum oleh institusi penegak hukum memang tidak mengenal waktu, bisa kapan saja dimana saja dan tidak mengenal orang. Seperti yang dilakukan KPK dalam menetapkan BG sebagai tersangka, kalau hal itu sudah memenuhi unsur hukum,  maka sah saja BG ditetapkan tersangka. Hanya saja momentumnya  dinilai tidak pas oleh sebagian pihak dan terkesan KPK mau mengganjal BG sebagai Kapolri.

Begitu juga saat pihak Polri menangkap BW, oleh sebagian pihak dinilai sebagai upaya aksi balas dendam dan mau mematikan KPK. Hal ini juga karena momentum penangkapan BW tidak lama setelah KPK menetapkan BG sebagai tersangka yang kini nasibnya tidak jelas sebagai calon Kapolri.

Yang jelas akibat dua kejadian yang melibatkan orang penting di kedua institusi tersebut, telah memancing beragam penilaian dan menjadi bahan gunjingan disemua lapisan masyarakat. Bahkan tidak menutup kemungkinan ini akan dijadikan waktu senggang oleh para penjahat negara untuk bisa mengatur strategi agar bisa lepas dari jeratan hukum oleh kedua institusi tersebut.  Atau mungkin juga dibalik kisruhnya kedua institusi negara tersebut  dimainkan  oleh mafia besar yang didalamnya para koruptor.

Hal yang paling ditunggu oleh publik adalah sikap Presiden kita Jokowi yang saat ini belum ada komentar apapun alias diam atas perseteruan dua kubu institusi besar tersebut. Akankan Jokowi sebagai Presiden mengambil sikap yang bijak dan mendamaikan kedua istitusi tersebut ? Atau Jokowi akan diam sambil melihat dan mendengar cerita berikutnya perseteruan KPK dan Polri  terus berlangsung tidak berujung ?

Yang jelas ini adalah sebuah babak baru di era pemerintahan Jokowi JK sebagai Babak Belurnya Negara sekaligus akan meruksak kewibawaan seorang kepala negara yang dianggap tidak berdaya dalam mengurus lembaga negaranya.  Dan semua kejadian tersebut bukan dari sebagian intrik kepentingan politik licik dan munafik yang ingin mengamankan kekuasaan dengan cara adu domba.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun