Mohon tunggu...
septiya
septiya Mohon Tunggu... Administrasi - jarang nulis lebih sering mengkhayal

Penggemar pisang goreng ^^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[HUT RTC] Di Kesempatan Kita Bersama

16 Maret 2016   10:09 Diperbarui: 16 Maret 2016   10:16 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="nasional.rimanews.com"][/caption]

 

Minggu ketiga : terinsiprasi lagu

 

Maghrib yang ditunggu akhirnya tiba. Lepas maghrib Mono berjanji ingin mengajak Lasmi jalan-jalan. Biar tidak bosan jaga warung terus. Itu yang Mono sampaikan kemarin sore di warung kopi milik perempuan yang bertubuh sintal itu.

Motor Cb 100 yang didominasi warna jeruk mandarin itu baru saja parkir di halaman rumah. Lasmi bergegas membuka pintu, bahkan sebelum Mono sempat mengetuk pintu.

“Kita mau jalan ke mana Mas?” Mono terdiam sesaat melihat Lasmi berbalut dress selutut warna merah maroon. “Kita mau ke mana?”  Lasmi mengulang pertanyaannya. Mono masih terdiam, memberikan helm warna senada dengan dress yang dipakai Lasmi. Warna kesukaannya.

Sepanjang perjalanan mereka tidak banyak bicara.“Wah di Alun-Alun sedang ada acara to, rame banget.” Wajah sumringah Lasmi begitu Mono memarkir motornya.

Lepas berkeliling pasar malam, Mono mengajak Lasmi duduk lesehan, beralaskan rumput Alun-alun kota. Malam ini akan ada pesta kembang api.

“Mi, malam ini aku pengen ngomong sesuatu sama kamu.” Hati Mono berdebar hebat. Lasmi terlalu gembira, ini kali pertama Mono mengajaknya jalan-jalan. Ia menoleh “Kenapa Mas?”

Mono menghela napas panjang,” Aku pengen kamu jadi..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun