Mohon tunggu...
Septian Dwi Arianto
Septian Dwi Arianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis sekadar mampir

Seorang penulis berambut ikal yang sekadar mampir, lumayan suka mendengarkan musik random, dari Soul sampai Keroncong, pernah jadi Jurnalis waktu SMK, mari berteman di IG :@18septiandwi / @septian.d.arianto, DM yaa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kebuluran

25 Oktober 2021   17:44 Diperbarui: 25 Oktober 2021   17:52 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebuluran

Karya : Septian D. Arianto

O... Terik mencekik batin yang tentram
O... Tasik seperti mudik ke kampung halaman
Tarik menarik pula perut dan tenggorokan
Tasdik jua hati hampa oleh penderitaan

Mencari telaga bak tersesat di lautan sahara
Meminta santap begitu sukar di dapat raga
Telah muak aku melepas jamuan ke handai taulan
Kiranya lapar kita juga sendiri menahan kebuluran

Mengais bagai pengemis hina
Di tanah yang kaya raya katanya
Menjerat ikan disumpali pelbagai macam aturan
Mengubur ubi dicekal di dalam aturan kerajaan

Berapa lama batu yang ku rebus ini siap dihidangkan?
Adakah tuan berdasi sekalian sudi menyantap segala kekecewaan?
Ah, aku paham!
Kalian sendiri mendatangkan makanan mewah dari Isa
Atau barangkali selipan harta di tiap undang-undang nusantara?

Sidoarjo, 25 Oktober 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun