Amat tinggi terpandang,
Di atas singasana kegelapan di ujung mata
Perlahan kaki itu bergeser  dengan ajian kilatnya.
Aku masih tetap duduk melihat tingkahnya.
Ternyata ia memasak rasa itu menjadi hidangan siap saji,
Yang di racik dari semua rasa sakit.
Aku masih tetap duduk melihat tingkahnya...!
Ternyata hidangan rasa T*i siap saji..
Kini ku bergegas pergi, bak kilat di malam yang sunyi..
Septian Budi Utomo
09 juni 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!