Mohon tunggu...
Septian Arda Eka
Septian Arda Eka Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hidup Bagai Pancasila, Nyata atau Hanya Retorika?

27 Mei 2019   14:06 Diperbarui: 27 Mei 2019   14:09 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seperti kita ketahui, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki ciri khas dan kebudayaan yang mengakar dalam setiap elemen kehidupan bermasyarakat warganya. Salah satunya adalah soal keyakinan dan keberagaman. 

Jauh sejak dulu kala,  Indonesia telah dikenal dunia memiliki beberapa agama yang diakui pemerintah serta berbagai kepercayaan yang dianut penduduknya dan agama islam adalah sebagai agama mayoritas di negara ini. 

Hampir 80% dari 240 juta penduduk Indonesia adalah seorang muslim maka tak heran indonesia dikenal dunia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Namun kita juga tidak bisa mengelak,  bahwa dahulu Indonesia pula sebagai negara rujukan untuk agama buddha pada masa kerajaan sriwijaya. 

Banyak para ahli ahli agama buddha belajar dan memahami agama di negara kita.  Namun segala predikat yang disandang Indonesia belum begitu terasa pada setiap sendi sendi Kehidupan. 

Pada sila pertama pancasila,  dikatakan bahwa Ketuhanan yang Maha Esa,  yang mana setiap Warga Negara Indonesia harus bertuhan dan beragama serta menjalankan kewajiban agama sesuai keyakinan mereka masing masing.

Tetapi yang terjadi saat ini,  terutama di kota besar definisi menjalankan keyakinan ini telah sedikit demi sedikit tergerus oleh perkembangan zaman.  

Dahulu orang tua ingin menyekolahkan anaknya supaya ingin anaknya hidup menjadi pribadi yang lebih baik,  rata-rata mereka menyekolahkan mereka di lembaga pendidikan yang notabenenya berbasis keagamaan. 

Jadi tak heran pada jaman dahulu banyak anak-anak terdidik dan dijuluki sebagai generasi berakhlak. Tapi kini,  apa yang diharapkan negara oleh kemajuan pendidikan putra putri bangsanya berbenturan dengan budaya di lingkungan pendidikan dimana mereka menempuh pendidikan,  salah satunya adalah Kampus. 

Kampus adalah salah satu tempat yang bisa dikatakan tempat bertemunya seluruh pelajar dari seluruh Indonesia untuk sama-sama menimba ilmu,  seiring dengan proses itu terjadi pula proses akulturasi dan bahkan asimilasi kebudayaan serta cara pandang yang sedikit demi sedikit menggerus beberapa akhlak baik yang dibawa oleh pribadi tersebut.

Salah satunya pada butir pertama pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Dewasa ini,  banyak mahasiswa mahasiswi yang setelah hidup merantau jauh dari keluarga dengan harapan menjadi pribadi yang lebih baik malah jatuh didalam lingkungan yang salah. 

Beberapa contoh antara lain ketika seorang mahasiswa dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit ketika dia menghadiri rapat atau kegiatan kampus yang sering berbenturan bahkan menabrak jam-jam ibadah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun