Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi Pilih "No Lockdown", Sudah Tepatkah?

22 Maret 2020   12:41 Diperbarui: 22 Maret 2020   14:54 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: wallpaperflare.com

Alasan Pemerintah

Presiden RI mengungkapkan bahwa opsi social distancing lebih rasional dibandingkan lockdown. Jika dilakukan lockdown dampak nyata adalah roda ekonomi yang terhenti. Presiden tampak sangat menghindari itu.

Rasional jika Jokowi sangat khawatir dampak lockdown pada ekonomi, karena episentrum penyebaran Covid-19 di Indonesia ada di Jakarta, dengan begitu jika lockdown dilakukan maka Jakarta adalah kota pertama yang akan terdampak.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memaparkan bahwa 70% perputaran uang dalam perekonomian nasional berada di Jakarta. Pusat bisnis, perbankan, dan bursa efek, semua ada di ibukota. Sangat berisiko jika lockdown diterapkan di Jakarta, ancaman terburuknya adalah memicu krisis ekonomi.

Disamping itu, Jabodetabek memegang peran utama dalam arus distribusi barang, jika rantai distribusi terganggu maka seluruh Indonesia akan terdampak dan berujung pada kelangkaan barang hingga melambungnya inflasi nasional.

Konsekuensi lockdown tentu juga sangat tidak mudah. Tidak semua warga memiliki kemampuan finansial untuk mempersiapkan kebutuhan pokok selama lockdown, belum lagi jika ada panic buying, rantai logistik sepertinya lebih banyak dikendalikan swasta dibanding pemerintah.

Bagaimana dengan Kesehatan?

Dengan tidak menetapkan lockdown berarti pemerintah memilih untuk mengambil risiko kesehatan. Social distancing memang membatasi pergerakan warga, namun semua itu kembali ke kesadaran dan kebutuhan individu masing-masing.

Masih kita lihat berita warga yang justru beramai-ramai piknik ke pantai, dan bahkan ada juga pasien suspect yang justru ikut rewang atau membantu hajatan tetangganya, duh.

Lockdown maupun social distancing sebenarnya bertujuan sama, mengurangi tingkat penyebaran virus agar healthcare system, dalam hal ini kapasitas rumah sakit, dokter, perawat, dan alat kesehatan dapat mencukupi untuk menangani pasien.

Jika social distancing nantinya dinilai kurang efektif, pemerintah harus responsif, mau tidak mau lockdown mungkin harus dilakukan jika tidak ingin korban semakin banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun