Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

IPO Aramco dan Masa Depan Saudi

20 November 2019   16:56 Diperbarui: 20 November 2019   18:45 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.saudiaramco.com

Beberapa minggu terakhir, masyarakat global dihebohkan dengan rencana Saudi Arabian Oil Company (Aramco) yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat. Korporasi minyak milik negara Arab Saudi ini mengumumkan bahwa mereka berencana menjual 1,5% saham perusahaan di Desember 2019.

Perkiraan dana yang diperoleh dari IPO Aramco mencapai US$ 25,6 miliar atau Rp258,4 triliun, berpotensi memecahkan rekor IPO dunia ketika Alibaba melantai di bursa New York pada tahun 2014 yang meraup US$25 miliar.

Aramco adalah perusahaan minyak kebanggan Arab Saudi yang telah berdiri sejak 1988 dan menjadi tonggak utama perekonomian negara. Bisa dibayangkan total kapitalisasi pasar korporasi  tersebut, jika 1,5% nya saja Rp258,4 triliun maka nilai kapitalisasi raksasa minyak timur tengah itu kurang lebih Rp25.840 triliun (US$ 1,7 triliun), menyebutkan angkanya saja susah bukan.

Sebagai perbandingan, saingan terdekat Aramco adalah Exxon Mobil yang memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$ 300 miliar dan Chevron yang bernilai US$ 229 miliar.

Lantas, mengapa Aramco harus melakukan IPO?

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, yang kini memegang kendali di Kerajaan ingin merombak struktur ekonomi negara dari ketergantungan terhadap harga minyak. Mengutip Reuters, pada tahun 2018, defisit anggaran Saudi sekitar US$ 36 miliar, dan diperkirakan melebar hingga US$ 50 miliar pada 2020.

Apakah tujuan Kerajaan Saudi hanya untuk memperoleh dana segar dan menutup defisit anggaran negara? sepertinya tidak sesederhana itu.

Sejak memegang kendali Kerajaan, Putra Mahkota menggaungkan program Vision 2030, sebuah rencana diversifikasi ekonomi melalui pengurangan ketergantungan dari minyak, dan pengembangan sektor teknologi, infrastruktur, dan pariwisata.

Saudi Vision 2030 sejatinya telah dicanangkan sejak 2016, termasuk rencana IPO Aramco, namun sempat menguap cukup lama karena kasus besar yang terjadi di tahun 2018 yaitu pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khassogi, dan penyerangan drone di kawasan minyak Aramco pada tahun 2019 lalu. Dampaknya, arus modal dan investasi di Arab Saudi tersendat, baru di akhir 2019 ini Kerajaan kembali menggaungkan Visi tersebut saat pasar modal sudah relatif stabil.

Sumber foto: www.neom.com
Sumber foto: www.neom.com

Masa Depan Baru Saudi

Dari sekian banyak proyek raksasa di Vision 2030, ada satu proyek yang sangat mencolok, yaitu Neom yang bernilai total sekitar US$ 500 miliar, Saudi menyebutnya sebagai The World's Most Ambitious Project.

Apa itu Neom?

Neom adalah akronim dari bahasa Yunani, Neo, yang artinya "baru", dan Mustaqbal, yang artinya "masa depan". Bisa dibilang, Neom adalah kota masa depan yang saat ini sedang dibangun Saudi.

Kota baru itu terletak di pojok barat laut Arab Saudi, tepatnya di Provinsi Tabuk. Lokasinya berada di "segitiga emas timur tengah", sangat dekat dengan Mesir, Israel dan Jordania, di pesisir Laut Merah.

Dari blueprint Neom sebagaimana diwartakan Wall Street Journal, kota dengan konsep futuristik ini akan memiliki teknologi super canggih.

Neom akan banyak menggunakan teknologi robot, mulai dari pelayanan publik hingga pembantu rumah tangga dari robot.

Sistem media dan pendidikan mutakhir dengan menggunakan teknologi holografis.

Transportasi futuristik dengan adanya taksi dan transportasi publik terbang.

Pariwisata yang memukau dengan konsep pasir glow in the dark, hujan artifisial, hingga bulan buatan.

Selain itu, smart city ini akan ditenagai oleh sumber energi terbarukan yaitu matahari dan angin.

Ukuran kota Neom juga besar bukan main, diproyeksikan 33 kali lebih besar dibandingkan New York.

Giga Project ini akan menjadi rencana ambisius Kerajaan untuk merevolusi kehidupan, tidak hanya masyarakat Arab Saudi, namun juga masyarakat global. Mengubah gurun pasir yang tandus, Neom akan menjadi technology hub city dan menjadi sumber ladang investasi, teknologi, bisnis serta pariwisata.

Untuk memastikan proyek prestisius ini berjalan dengan lancar, Saudi bahkan merekrut tiga konsultan kelas dunia untuk mengawal pembangunan Neom, yaitu McKinsey & Co, Boston Consulting, dan Oliver Wyman. Proyek ini pun telah mulai dibangun dengan dimulainya konstruksi Neom Airport dan jaringan jalan raya Neom.

Sumber foto: The Wall Street Journal
Sumber foto: The Wall Street Journal

Akankah Neom Terwujud?
Semua uraian di atas, mungkin selama ini sering kita lihat di film-film Hollywood.

Namun, akankah Neom benar-benar dapat terwujud?

Dengan nilai proyek US$ 500 miliar, Kerajaan Saudi jelas membutuhkan dana dari pasar global, dan Aramco adalah salah satu gerbang utama untuk masuknya arus investasi secara masif di Arab Saudi.

Dari IPO dan transaksi bisnis Aramco secara berkelanjutan, diharapkan Saudi dapat meraup US$ 300 miliar. Untuk menutup kebutuhan dana, tangan bisnis Pangeran Salman akan sangat diuji.

Transisi stuktur keuangan Saudi dari dominan pada minyak akan digeser ke dunia bisnis dan pariwisata. Aliran dollar dari emas hitam akan perlahan-lahan digantikan uang turis dan geliat dunia bisnis.

Tentu di sisi lain menjadi sebuah ironi, mengingat Saudi adalah penjaga dua kota suci umat Islam yaitu Mekkah dan Madinah. Selama ini, aktivitas haji dan umroh turut menjadi sumber pendapatan utama Arab Saudi. Semoga Kerajaan Saudi tetap dapat menjaga keseimbangan meskipun makin banyak Giga Project yang dikerjakan.

Namun kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, akankah Neom benar-benar menjadi Neo Mustaqbal (masa depan baru) Arab Saudi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun