Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi dan Kekayaan yang Merusak

8 Mei 2019   09:52 Diperbarui: 8 Juni 2021   16:34 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: wallpapercave.com

Apakah manusia puas hanya dengan itu?

Tidak, manusia-manusia "super cerdas" kemudian menciptakan sekuritisasi (securitization) dan berbagai instrumen derivatif. Apalagi itu?

Hal ini erat kaitannya dengan krisis global tahun 2008 yang berawal dari krisis Amerika Serikat.

Jauh sebelum terjadinya krisis, katakanlah ada seribu orang yang meminjam uang di Bank untuk membeli rumah. Uang yang dipinjamkan tersebut tidak bisa dengan cepat kembali ke Bank bukan? peminjam tentu harus membayar dengan cara mencicil secara bertahap. 

Manusia-manusia "super cerdas" menciptakan inovasi produk untuk mempercepat perputaran uang. Seribu lembar surat perjanjian kredit rumah tersebut dibentuk menjadi sebuah produk investasi, yang kemudian dijual kembali kepada manusia-manusia kaya, dengan iming-iming bunga yang tinggi.

Dengan begitu, Bank dapat mempercepat cashflow mereka, sedangkan investor juga puas memperoleh bunga investasi yang tinggi, dijamin dengan aset-aset berupa rumah sehingga aman, menurut mereka. 

Tanpa disadari, aset yang awalnya hanya selembar uang kertas telah menggelembung tak terkira.

Di era yang sama juga telah berkembang sistem ekonomi derivatif dan pasar modal yang membuat entitas ekonomi saling terkait satu sama lain, menembus batas antar negara sekalipun.

Kekayaan manusia semakin berlipat-lipat, begitu juga harga-harga yang semakin melambung tinggi.

Hingga pada suatu titik, gelembung ekonomi maju dan super canggih itu meletus. Saat terjadi gejolak ekonomi atau ketidakstabilan harga dan mata uang, ribuan orang menjadi tidak mampu membayar kredit rumahnya. 

Isu-isu berkembang liar, investor mulai khawatir. Cashflow Bank semakin tersendat. Harga-harga menjadi semakin tidak stabil, kekacauan merambat kemana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun