Mohon tunggu...
septiambar
septiambar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja Sosial

Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Pendidikan: Urgensi Tayangan Televisi yang Mendidik

2 Mei 2016   12:27 Diperbarui: 2 Mei 2016   12:46 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.google.co.id/search?q=tayangan+media+televisi+yang+tidak+mendidik&biw=1366&bih=659&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiZv86B0rrMAhWk3KYKHa7uDzwQ_AUIBygC#tbm=isch&q=tayangan+televisi&imgrc=ZhgHTsI9Fly0NM%3A

Pendidikan adalah ruh sebuah bangsa, majunya pendidikan sebuah negara bisa menjadi indikator selamatnya keberhasilan penerus bangsa. Indonesia sebagai negara berpedoman pancasila memiliki kekayaan melimpah ruah, dengan berbagai budaya dan bahasa. Keragaman Indonesia ini menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan sistem pendidikannya. Sistem pendidikan di Indonesia diatur dalam UU no.20 tahun 2003, yang menjabarkan tentang tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Permasalah pendidikan di Indonesia sudah bukan menjadi rahasia lagi, permasalahan sistem pendidikan yang kurang merata, kurikulum yang terus mengalami perubahan, sarana prasarana penunjang pendidikan, sumber daya manusia, biaya pendidikan yang kurang masuk akal, dan krisis keteladanan dalam kelola pendidikan. Permasalahan pendidikan ini terus berkembang seiring kemudahan akses informasi. Kemudahan teknologi dalam era sekarang juga mendatangkan permasalahan baru yang lebih komplek dan urgent untuk segera di atasi, salah satunya adalah kualitas tayangan media.

Salah satu media yang paling mudah terkakses adalah media televisi, selain mudah, murah media jenis ini juga menawarkan banyak jenis acara dan tayangan hiburan. Sistem Penyiaran melalui media televisi sebenarnya sudah diatur dalam UU no.32 tahu 2002 dijelaskan bahwa penyiaran adalah untuk pendidikan, informasi, perekat dan kontrol sosial, hiburan yang sehat, serta memiliki fungsi ekonomi dan budaya. Tetapi sepertinya paradigma dalam masyarakat bergeser bahwa media televisi adalah semata-mata sebagai sarana hiburan. Hal ini kemudian didukung oleh produksi tayangan hiburan yang hanya mengejar keuntungan dan rating saja tanpa mempertimbangkan kualitas tayangan.

Sekarang coba kita hitung, berapa tayangan teleivisi yang bermuatan pendidikan? Dengan tayangan televisi yang hanya menyuguhkan acara hiburan saja? Tentu kenyataannya sangat memprihatinkan. Acara hiburan yang kadang jauh sekali dari sifat mendidik atau memberi informasi tetapi justru sebaliknya menjadi pemicu terjadinya kerusakan perilaku penontonnya yang hampir mencakup semua kalangan, Dari dewasa hingga anak-anak. Bukannya menjadi kotrol sosial tetapi malah justru menumbuhkan budaya baru yang merusak tatanan sosial. Kecenderungan penyiaran televisi belakangan ini juga semata-mata mengikuti trend dimasyarakat dimana jika ada satu program acara televisi yang memiliki rating bagus dan jumlah penonton yang banyak akan terus diproduksi sampai-sampai kadang acara tersebut sangat jauh dari kualitas penyiaran yang baik. Kadang sebagai orang awam berfikir kemudian apa yang dilakukan lembaga-lembaga terkait yang bertanggungjawab untuk memfilter tontotan yang layak tayang? Faktanya tontonan televisi sekarang cenderung makin tidak mutu dan tidak mendidik.

Padahal jika kita kaji lebih jauh, media televisi memiliki peran yang sangat besar dalam pendidikan. Bagaimana tidak hampir 94 % pendunduk Indonesia setiap hari mengakses televisi. ironisnya semua tayangan yang seharusnya dapat ikut berkontribusi dalam memberikan informasi berkualitas dan mendidik malah gencar bersaing untuk menayangkan acara-acara konyol demi mengejar rating. Sangat sedikit acara televisi yang mengedukasi, kalopun ada mungkin waktu tayangpun terbatas dan hampir kalah pamor dengan suguhan hiburan.

Seharusnya perhatian pemerintah dalam hal ini ditingkatkan, agar bisa saling bantu dan support dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Pendidikan semata-mata bukan tentang pembelajaran di sekolah saja, pendidikan bukan hanya tentang kurikulum saja, pendidikan bukan hanya tentang karakter saja, tetapi pendidikan adalah semua aspek mendidik pola perilaku warga masyarakat yang tentu bisa didapatkan dari lingkungan melalui media-media yang berkembang.

Hari ini tepat di hari pendidikan tentu banyak issu pendidikan yang hingga hari ini diupayakan penyelesaiannya. Tetapi menurut saya urgensi tayangan media lebih pas ditengah maraknya suguhan acara yang tidak mutu dan konyol. Semua pihak termasuk warga masyarakat memiliki peran masing-masing. Sebagai orang tua kita tentu harus waspada dengan tontonan anak-anak kita, kita harus pro aktif dalam memilih tontonan untuk anak. Pemerintah harus lebih greget dalam mengolah aturan dan kebijakan terkait dengan tayangan televisi. lembaga yang sudah ditunjuk harus dioptimalkan perannya. Aturan yang sudah ada diimplementasikan sebaik-baiknya.  Sedang untuk lembaga pendidikan termasuk sekolah harus lebih gencar mengedukasi siswa agar mudah memahami dan memilih tontonan yang layak untuk mereka konsumsi.

Hari pendidikan dijadikan momentum besar untuk mengingatkan para pengusaha hiburan untuk menyadari bahwa pentingnya memproduksi tontonan berkualitas dan mendidik untuk kelangsungan berkehidupan berbangsa dan bernegara. Program acara televisi menjadi barometer kemajuan pendidikan di Indonesia, bukan semata-mata mengejar rupiah dengan mengesampingkan essensi penyiaran seperti yang termaktub dalam UU.

Mari kita bergerak untuk kemajuan pendidikan Indonesia, dengan bijak memilih tanyangan dan tontonan untuk keluarga.

Mari kita berkhidmat dalam hari pendidikan ini, untuk bisa mendidik generasi menjadi penerus yang berbudi dan berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun