Mohon tunggu...
septiambar
septiambar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja Sosial

Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menikmati Social Distancing dengan Bahagia

17 Maret 2020   14:07 Diperbarui: 17 Maret 2020   14:19 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Social Distancing adalah bentuk tindakan seperti menghindari kerumunan atau menjaga jarak dengan orang lain sebagai upaya memperlambat penyebaran virus.

Mudah sebenarnya menemukan definisi Social Distancing di semua lini media. Penjelasan dan pemaparan yang lengkap dan jelas.

Setiap orang bisa mengakses dan mencari tahu tentang hal ini. Anjuran yang dikeluarkan pimpinan untuk mempraktekkan hal ini sepertinya tidak langsung bisa dipahami masyarakat secara keseluruhan.

Terbukti, masih banyak orang berbondong-bondong untuk keluar kota, berwisata dan mudik kampung halaman. Padahal jelas arahannya masyarakat diminta untuk mengurangi interaksi dengan lingkungan. Disusul dengan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan terkait kelembagaan, semisal sekolah, kampus, kantor-kantor lainnya untuk meliburkan diri. Belajar dan bekerja di lakukan di rumah.

Bagi sebagian orang mempraktekkan Social Distancing akan memunculkan reaksi. Secara umum Social Distancing bisa menimbulkan rasa cemas, khawatir, gelisah, dan juga frustasi akibat ketidakpastian situasi yang dihadapi. Selain itu orang juga akan merasa kesepian, mudah marah karena bosan.

Bisa jadi alasan tersebutlah yang membuat sebagian orang tidak berfikir panjang, saat memutuskan untuk melakukan hal-hal unfaedah dalam situasi yang mencekam. Memanfaatkan waktu 'libur' untuk jalan-jalan dan keluar rumah. Padahal imbasnya sungguh sangat mengerikan, bisa dibayangkan jika aturan yang sudah ada, dilanggar sebagian masyarakat yang tidak peduli penularan wabah Corona ini, hal itu tentu membuat usaha sebagaian masyarakat lain yang taat arahan akan merasa percuma melakukannya. Jangan sampai karena keegoisan kita, berdampak luas dan merugikan orang lain.

Tidak bisa dipungkiri, kita orang awam pun merasakan hal serupa. Rasa bosan di rumah bisa memicu stress dan mental yang terganggu. Apalagi untuk sebagian orang yang kesehariannya sibuk bekerja keluar rumah. Berada 'sementara' di dalam rumah pasti butuh energi yang besar untuk mengusir rasa bosannya.

Jika sudah seperti itu, perlu mencari langkah dan tips jitu agar bisa tetap sehat mental dan jauh dari stress. Berikut ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu :

  • Menyusun rencana aktivis sesuai dengan target.
  • Membuka pikiran dengan mecari sumber informasi yang jelas.
  • Aktif secara fisik, melakukan olahraga di dalam rumah.
  • Menjaga kesehatan dan kebersihan.
  • Menyalurkan hobby, yang suka masak bisa mencoba resep baru, menjahit, atau menulis.
  • Bercengkrama dengan keluarga, memanfaatkan kebersamaan.
  • Tetap aktif berkomunikasi dengan orang lain, bisa dilakukan via telepon, aktif di sosmedia dan lain-lain.
  • Selalu berfikir positif.
  • Doa terbaik.

Kita hanya perlu kesadaran penuh untuk ikut membantu upaya mengurangi dampak Corona yang masih terus saja terjadi dengan melakukan  Sosial Distancing secara menyenangkan, sehingga kita tetap bisa merasa  bahagia dan produktif.

Bukankah sehat jiwa akan mendatangkan sehat fisik?. Kitapun akan terhindar dari berbagai macam penyakit jika tubuh kita sehat dan berstamina baik.

Sumber referensi : CPMH Fak. Psikologi UGM

Septi Ambar

Ibu dengan tiga balita aktif.

Jogja, 17 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun