Mohon tunggu...
septiambar
septiambar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja Sosial

Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Museum dan Cerita Tentangmu

16 April 2016   10:14 Diperbarui: 16 April 2016   10:23 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum adalah salah satu tempat belajar yang menyuguhkan kekhasan koleksi yang memiliki manfaat yang luas. Museum menjadi tempat berkumpulnya sejarah yang bisa kita pelajari dari barang koleksi yang dipamerkan. Keberadaan museum di Yogjakarta sudah menjadi salah satu icon yang menguatkan nama Yogyakarta sebagai kota budaya. Tidak hanya itu museum menjadi peninggalan sejarah yang berharga yang mendukung pembelajaran ditingkat sekolah. Museum bisa dijadikan tempat tujuan wisata untuk siswa sekolah. Pembelajaran dapat berlangsung kontekstual.

Sebagai sumber pengetahuan yang luas keberadaan museum di Yogyakarta harus lebih diperhatikan. Diperlukan kerjasama antar pihak terkait untuk mengembangkan museum agar bisa layak kunjung untuk wisatawan. Yogyakarta memiliki kurang lebih 32 museum yang tersebar di wilayah Yogyakarta, terdiri dari museum negeri dan museum swasta. Beberapa museum yang ada di Yogyakarta diantaranya museum Sasonobudoyo, museum wayang kayonna, museum Affandi, museum Ulen Sentanu, Museum Gunung Merapi, Museum Batik, Museum Benteng Vanderberg, Museum Keraton Yogyakarta, Museum Batik, Museum Tani Bantul, Museum Pendidikan, Museum Dewantara Kirti Griya, Museum perjuangan Yogyakarta, Museum Monumen Yogya Kembali, Museum tembi, Museum Biologi UGM, museum Geoteknologi Mineral, museum Kayu Wanagama, museum Kebun Raya gembiraloka, museum Anak “Kolong tangga”, Museum RS mata YAP, Museum Monumen Pangeran Diponegoro dan masih banyak lagi.

Jumlah yang tidak sedikit ini merupakan kekayaan budaya yang tidak banyak daerah memilikinya. Tentu saja hal ini mendatangkan permasalah tersendiri. Beberapa museum sekarang mengalami banyak kemunduran dari segi perawatan dan barang koleksi, perawatan yang kurang baik sehingga daya dukung sebagai tujuan wisata kurang menarik. Meskipun usaha pemerintah dalam upaya mengembangkan atau paling tidak mempertahankan koleksi museum ini sudah dilakukan akan tetapi menemui banyak kendala. Kendala yang ditemui terkait dengan SDM, biaya perawatan, dan jumlah barang koleksi yang semakin langka.

Sumber pemasukan anggaran untuk kelola museum sebenarnya sudah diatur melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan terbaru kementrian ini telah menggelontorkan dana sebanyak 1,8 M untuk merenovasi dan membangun museum dibeberapa daerah. Selain itu dana tersebut juga dianggarkan untuk perawatan koleksi museum. Hanya saja distribusi anggaran hanya terbatas untuk museum negeri saja. Seperti di Yogyakarta terdapat 24 museum negeri, dan 8 museum swasta. Beberapa pengelola museum swasta berharap supaya pemerintah juga ikut memperhatikan keberadaan museum swasta ini. Beberapa diantaranya sebenarnya memiliki beragam koleksi yang unik dan bersejarah akan tetapi karena minimnya dana untuk mengembangkan sarana dan prasarananya sehingga terbengkalai dan tidak terurus.

Apapun permasalahan terkait museum hendaknya menjadi bahan kajian yang dipentingkan untuk pihak yang berwenang. Museum adalah tempat yang sangat penting untuk menunjang pendidikan. Sejarah adalah hal berharga, tentu melalui pendidikan bisa mengenalkan sejarah negeri kita ke anak-anak.

Seharusnya perkembangan museum berbanding lurus dengan perkembangan hotel dan fasilitas lainya, Jika fasilitas penginapan digenjot sedemikian hebat. seharusnya peningkatan destinasi wisata budaya seperti museum juga ikut dioptimalkan. Tidak hanya mengekspose tujuan wisata alam saja. Justru keberadaan sejarah inilah yang seharusnya diperhatikan. Semisal dengan mempercantik fasilitas museum, konsep museum dibuat yang lux dan tidak murahan. Museum bisa dilengkapi fasilitas penunjang seperti toilet yang bersih, halaman museum yang asri dan nyaman, foodcourt yang menarik, display yang bersih dan artistik, tata ruang yang hommy dan tidak spooky.

Tak kalah penting adalah bagaimana mengubah paradigma masyarakat umum tentang museum. Masyarakat kebanyakan masih berpikir bahwa museum adalah tujuan wisata yang tidak keren dan membosankan, sehingga masih banyak masyarakat yang kurang tertarik dan menyadari bahwa museum adalah gudang ilmu khususnya ilmu sejarah. Setiap museum menawarkan keunikan barang koleksi yang berbeda. Saya contohkan museum yang pernah saya kunjungi. Museum Sasonobudoyo adalah museum milik pemerintah yang dikelola dengan sangat baik sehingga keberadaan museum ini cenderung baik, bersih dan pelayanan juga optimal. Saat berkunjung kesana disambut baik oleh pengelola dengan menawarkan guide untuk membersamai berkeliling melihat barang koleksi. Museum Sasonobudoyo menyimpan barang koleksi bersejarah seperti barang pra sejarah, beragam jenis wayang, topeng, batik, rumah adat jawa, dan masih banyak lagi. Beruntung Museum milik pemerintah ini mendapat perhatian penuh dari pemerintah.

Museum lain yang tidak bernasib sama contohnya Museum Wayang Kekayon. Sebenarnya museum ini memiliki barang koleksi berupa wayang yang sangat lengkap dan menarik. Display wayang juga masih dalam kondisi yang baik, tata ruang museum ini juga artistik. Komplek museum ini juga teduh dan banyak pepohonan. Hanya saja kurangnya perawatan yang optimal mengakibatkan museum ini terlihat tidak bersih, barang koleksi juga banyak terlihat berdebu. Sayang sekali jika keberadaan museum ini kemudian hanya menjadi sejarah saja. Perlu perhatian dan tata kelola yang maksimal.

Dua museum hanya contoh kecil saja permasalahan yang dihadapi museum-museum yang berada di Indonesia. Perlu solusi nyata untuk menyelamatkan aset berharga bangsa, antara lain :

1.       Perbaikan konsep museum agar layak kunjung dan memiliki daya tarik yang unik dan menarik.

2.       Peningkatan fasilitas museum agar menunjang kenyamanan para wisatawan’

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun