Mohon tunggu...
Septia KusumaPutri
Septia KusumaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebudayaan Masyarakat NTT dalam Tradisi Ala Baloe

19 Desember 2022   12:00 Diperbarui: 19 Desember 2022   12:38 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam suku dan budaya, karena itu banyaknya keberagaman tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang kental akan kebudayaan serta kepercayaan terhadap leluhur. Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam budaya, kultur dan suku -- suku yang berbeda setiap daerahnya. 

Dengan adanya perbedaan tersebut tidak jarang masyarakat melakukan akulturasi atau penggabungan budaya yang memunculkan kebudayaan baru tanpa menghilangkan nilai -- nilai dari budaya asalnya. Bentuk kebudayaan bisa berupa rumah adat, bahasa daerah hingga upacara adat. 

Upacara adat sendiri merupakan salah satu wujud budaya yang saat ini masih kental dalam masyarakat tradisional, tujuan dari upacara adat biasanya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan ucapan rasa syukur.

Sebagai salah satu contoh yakni upacara adat yang masih rutin dilakukan oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur, tepatnya di kampung Bampalola atau biasa dikenal dengan kampung pamali (keramat) yang dimana desa ini memiliki upacara adat yakni Ala baloe atau upacara makan baru padi. 

Nusa Tenggara Timur adalah sebuah Provinsi kepulauan yang terletak di wilayah Indonesia bagian Timur yang memiliki banyak pulau.Namun dari jumlah tersebut hanya ada beberapa pulau yang dihuni oleh beraneka ragam suku bangsa dan kelompok etnis dengan latar belakang kebudayaan adat istiadat, kebiasaan, dan bahasa yang bervariasi. 

Keanekaragaman ini merupakan kekayaan yang tetap dan terus dilestarikan demi menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan yang ada di Nusa Tenggara Timur pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Lantas bagaimanakah tradisi ini dalam kacamata antropobiologi? Mari kita bahas mulai dari pengertian upacara Ala Baloe itu sendiri. Upacara Ala Baloe (Makan Baru Padi) ini merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat Alor khususnya di Desa Bampalola, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang sudah berlangsung secara turun temurun dari nenek moyang orang Bampalola terdahulu. Dimana pada saat upacara adat ini berlangsung, semua peninggalan pusaka dikeluarkan. 

Benda pusakanya berupa gong dan moko yang telah berusia 50 tahun lebih. Upacara ini merupakan hal yang diwariskan turun temurun melalui Tindakan atau secara lisan. Dalam upacara ini terdapat ritual -- ritual tertentu yang membutuhkan sesaji sehingga bukan orang biasa yang dapat menjalankan ritual tersebut. Kegiatan panen di kebun akan diiringi oleh syair -- syair lagu khusus yang telah dibuat oleh masyarakat setempat.

 
Adapun tata cara atau proses ritual adat Ala baloe (makan baru padi) sebagai berikut. :
1. Proses awal : Tempat perundingan dilaksanakan di rumah adat Fet Lakatuli yang kini telah ditetapkan sebagai objek situs pada Tahun 1985 untuk membicarakan ritual adat Makan Baru Padi (Ala Baloe) pada setiap tahun sekali sebagai adat tradisi dengan maksud untuk menenamkan rasa persatuan dan kesatuan serta mesyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Esa.

2. Musyawarah untuk panen: Upacara adat Ala Baloe dilaksanakan secara "musyawarah dan mufakat" dengan tempat bermusyawarah adalah "Bu De" yang artinya "Bale-bale" alasnya dibuat dari belahan batang pinang yang letak di bawah rumah adat situs Fet Laktuli dengan posisi duduk 5 suku di Desa Bampalola. 5 suku tersebut yakni suku Raja, suku Kapitang, suku Marang Lelang dan suku Mor Lelang

3. Kemudian prosesi dilanjutkan dengan melihat hasil tanaman.Hasil tanaman yang sudah siap panen, seperti padi dan jagung, ini kemudian dijadikan patokan dalam penyelenggaraan upacara Ala Baloe. Setelah melihat hasil panen tersebut kemudian dilanjutkan dengan upacara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun