Mohon tunggu...
Septiane Asmuruf
Septiane Asmuruf Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Konvensional Vs Media Online

5 April 2014   11:45 Diperbarui: 4 April 2017   16:36 8233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Penyajian Berita

Perkembangan dunia teknologi di bidang informasi dan komunikasi saat ini telah mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat cepat. Perubahan dan perkembangan ini selalu di sertai dengan inovasi-inovasi baru yang dimunculkan untuk mendukung teknologi yang sudah ada. Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi dapat buktikan melalui kehadiran Internet, yang telah digunakan oleh berbagai kalangan.

Internet adalah singkatan dari Internet interconnection Networking, internet merupakan jaringan global dari sebuah jaringan computer yang dikembangkan pada tahun 1969 oleh US Departement of Defense dalam proye ARPANet (Advanced Research Project Network). Perkembangan internet berlangsung sangat pesat dan memiliki banyak kelebihan, baik secara teknis operasional maupun dari sisi social karena Internet memiliki kontribusi yang besar di dalam masyarakat, terutama dalam proses penyebaran berita dengan menggunakan internet atau lebih tepatnya media online.

Perkembangan teknologi ini, memberi pengaruh pada gaya hidup masyarakat, yang dulunya mencari informasi dengan membaca surat kabar. Tetapi saat ini banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan internet untuk mencari berita, bahkan tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat yang secara langsung dapat menjadi sumber informasi bagi orang lain.

Media online merupakan ruang pemberitaan yang memadukan antara teknologi komunikasi (internet) dan jurnalisme konvensional dalam satu ruang yang disebut jurnalisme online. Sedangkan surat kabar memiliki kelebihan khusus, surat kabar menyediakan halaman atau ruang yang luas bagi suatu konten berita yang akan dianalisis secara mendalam dan memiliki ruang penulisan yang berkualitas.

Media konvensional atau media cetak merupakan media yang terbit tiap hari secara terus-menerus dengan bentuk tulisan yang mengandung unsur 5W 1H (what, who, when, where, why, dan how) serta media cetak memiliki audiens yang terbatas. Berita pada media konvensional disajikan dalam berbagai bentuk seperti artikel, tajuk, feature dll.

Media cetak biasanya berisikan informasi yang lebih terperinci, lengkap dan panjang. Kualitas jurnalisme konvesional seperti surat kabar ini dalam menyampaikan berita, sangat dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di dalam media itu sendiri seperti, wartawannya, penulis, editor, pimpinan serta redaksi.

Menangapi perkembangan dari jurnalisme online, banyak surat kabar yang membuat berita versi media online seperti kompas.com, tribunnews.com, radaronline.com dll. Banyak orang beralih ke media online karena sudah bosan di pasar media cetak setelah reformasi 1998. Orang melihat media online dapat memberi keuntungan karena media dianggap lebih murah dibandingkan media konvensional/cetak

Hal ini lah yang dapat menunjukan bahwa secara tidak langsung ada persaingan yang sangat ketat antara jurnalisme online dan surat kabar. Selain itu jurnalisme online lebih dipilih oleh masyarakat karena memiliki keunggulan lebih murah, langsung, cepat, dan dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat dan juga memiliki fitur multimedia, dan media online menyampaikan berita secara cepat dan singkat.

Dengan pergeseran generasi masyarakat dan perubahan gaya hidup tersebut maka media cetak semakin terancam kedudukannya dalam menyediakan informasi. Hal sederhana yang dapat membuat media online menjadi ancaman bagi surat kabar yaitu pada jumblah pembaca surat kabar yang makin hari makin menurun. Selain itu sifat jurnalisme online yang selalu up-to-date tiap saat dengan bebagai informasinya, yang kapan pun dan di mana pun masyarakat dapat langsung mengaksesnya melalui handphone, smarth phone, atau gadgetnya yang saat ini bukan menjadi barang mahal lagi.

Perubahan gaya hidup ini di dukung dengan hasil survei yang dilakukan oleh Pew Project For Excellence in Journalism tahun 2010. Dimana 34% responden membaca berita secara online dalam 1 x 24 jam (31% memilih membaca melalui surat kabar) dan secara keseluruhan waktu, 41% membaca melalui media online dan 10% membaca melalui surat kabar. Generasi usia 18 – 29 tahun, 65%  menyatakan sumber utama berita mereka adalah internet.

Kehadiran media online merupakan hal yang positif bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Namun hal yang perlu dicermati dari hasil survei ini adalah bagaimana industri surat kabar dapat melakukan suatu hal yang mampu mempengaruhi generasi usia 18-29 tahun ini untuk membaca surat kabar.

Pada awalnya media online hanya memindahkan isi beritanya yang ada di surat kabar ke media internet dan tidak ada perbedaan sama sekali antara berita versi online dan cetak. Munculnya portal media online dari beberapa surat kabar ini, secara tidak langsung menunjukan bahwa dunia surat kabar telah menyadari bahwa mereka perlu melakukan inovasi-inovasi dan mengikuti perkembangan yang ada saat ini. Melakukan penyesuaian dan mengikuti perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat ini perlu dilakukan.

Secara keseluruhan penyajian berita pada media online dan media konvensional dapat saling melengkapi. Media online dan media konvensional dikatakan saling melengkapi karena ketika suatu berita di tulis secara singkat dan tidak mendalam di media online, kemungkinan besar orang akan mencari sumber berita lain untuk melengkapi berita yang dirasa belum mendalam pada media online. Sama halnya seperti media cetak, ketika berita yang di sajikan hanya berupa tulisan atau kalimat-kalimat dan gambar saja, pembaca dapat dengan mudah melihat video terkait suatu berita di media online dari media cetak yang di bacanya.

Namun dalam menyajikan berita baik itu media online maupun media cetak, hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah perlunya melakukan pengecekan kembali kebenaran dari suatu berita yang di tulis, berita yang ditulis tidak menyerang kepentingan individu atau kelompok tertentu atau bersifat netral.

http://ridacoprinting.com/masa-depan-industri-media-cetak-terancam

http://bsi.unissula.ac.id/2013/05/konvergensi-media-dan-masa-depan-media-cetak/

Stanley J. Baran (2012), Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga.

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun