Mohon tunggu...
Septia Wulan
Septia Wulan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Anak tunggal yang sedang belajar menulis dan menyalurkan isi hati dan pikiran melalui media tulisan. Mencoba merenungkan keindahan segala hal dengan harapan dunia itu cerah hanya dengan sebuah 'Senyuman'.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

E.D

26 Desember 2012   09:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:01 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

ED. Sebut saja demikian. Aku lebih sering memanggilnya rocker ketimbang nama aslinya, Elzano Danarditto. Itu karena penampilannya yang buatku mengira ia lebih cocok menjadi seorang rocker ketimbang designer. Kami bertemu setahun lalu. Ia anak baru di kantorku. Cubicle-nya tepat berada di sisi kananku. Huh! Tempat incaranku, sejak Danang, designer sebelumnya mengundurkan diri. Tapi apa daya, disaat aku seharusnya memindahkan barang-barang, aku justru mendapatkan dinas luar selama seminggu. Jadilah ia menempati pojok impianku sejak dulu.

Aku punya spot asyik di gedung kantor ini yang biasa kudatangi saat sore hari. Tempatku paling sering menyendiri sambil menyesap kopi atau sekedar membaca buku menikmati udara sore yang cukup damai di tengah riuhnya Jakarta. Tiba-tiba..

“Ngapain Lo di sini?” sebuah suara membuyarkan lamunan soreku.

Saking terkejutnya aku langsung menoleh dan tanpa sadar menumpahkan cangkir kopi yang masih utuh dan mengepul panas.

“ouch”

“segitu kagetnya..”

Aku hanya melihatnya sekilas kemudian sibuk membersihkan tumpaham kopi yang membasahi celana khaki kesayanganku. ED, si rocker gadungan itu malah mengambil buku yang tengah kubaca tanpa berkata maaf sekalipun. Sigh!

Angkuh sekali dia. Matanya serius, menelaah setiap ruas tulisan yang ada dibuku bersampul biru. Atlantis, buku yang tengah kuselami akhir-akhir ini.

“Hoo..jadi cewek kayak Lo suka buku berbobot macam ini juga? Hmm..”. Brengsek! Kata-kata macam apa itu?! Bukannya sedikit bertanya bagaimana dengan celanaku malah mencela. Sial!

“Kenapa dengan ‘cewek model gue’? Ada larangan, ha?” tanyaku sinis sambil meraih buku yang masih dipegangnya. Aku meninggalkan dia yang hanya tersenyum tipis dan terkesan sinis. Ia tak menghiraukanku yang masih kesal, ia malah menatap jauh kedepan seperti tengah menanti seseorang di kejauhan. Aku terlalu malas mengajaknya berbicara setelah kejadian tadi. Aku memilih pergi dan meninggalkannya sendiri dengan pikirannya yang entah sedang berenang kemana.

Semakin hari aku mengenal ED si rocker, semakin aku diburu penasaran. Siapakah dia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun