Mohon tunggu...
SEPTA KATAM WIJAYA
SEPTA KATAM WIJAYA Mohon Tunggu... Seniman - Jurnalis

Jurnalis Sutradara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isu Rasisme di Kota Kediri

10 November 2020   23:46 Diperbarui: 11 November 2020   00:02 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kediri- Kota Kediri merupakan kota terbesar ke-3 di Jawa Timur. Berbagai macam etnis hidup berdampingan di Kota Kediri sama seperti kota-kota lain di Indonesia, tetapi masih isu rasisme yang berkembang di masyarakat Kediri, khususnya etnis Jawa dan etnis Tionghoa. Isu rasisme ini sudah menjadi rahasia umum dan sedikit masyarakat yang berani blak-blakan mengakui isu ini.

Salah satu warga kawasan pecinan, Pakelan, Budi menyebut banyak aktivitas yang dilakukan berdampingan oleh warga etnis Jawa dan etnis Tionghoa. Dengan demikian beliau berpendapat bahwa Kota Kediri tidak memiliki isu rasisme.

"Tidak ada gesekan-gesekan yang diakibatkan oleh masalah rasis. Itu yang kalo ada kabar ada rasisme disini sebenarnya salah, karena mereka itu cuma oknum yang mau memecah belah saja." Kata Budi Saharjo di Pakelan (10/11/2020).

Dan pendapat yang sama dikemukakan oleh warga kampung Jawa, Campurejo, Rusdi menyatakan bahwa meskipun etnis jawa mendominasi, tetapi tidak menghiraukan perbedaan ras dengan etnis minoritas (Tionghoa).

"Warga disini baik-baik semua, jika ada yang kesusahan saling membantu." Kata Rusdi di Campurejo (10/11/2020).

Namun fakta berbeda kami temukan disaat kami mewancarai warga Kediri yang sangat membenci etnis Jawa, Mr. Cunli mengatakan bahwa beliau sangat membenci orang-orang Jawa dikarenakan pemalas, kotor, dan miskin.

"Orang jawa itu pemalas, sukanya mengeluh minta bantuan tapi gak mau kerja keras. Lalu mereka itu jorok banget, makam kakek saya itu banyak banget sampah bekas rokok, minuman keras, bahkan kondom bekas orang-orang jawa. Mereka ini mayoritas miskin karena gak mau berubah." Kata Mr. Cunli

Sementara dari etnis Jawa yang sangat membenci kehadiran etnis Tionghoa, Ahmad berpendapat bahwa etnis Tionghoa adalah penjajah bangsa Indonesia dan membawa paham komunisme di Indonesia.

"Orang-orang cina itu harusnya balik ke negaranya, karena sudah merebut kekuasaan pribumi. Lihat itu bos-bos besar kebanyakan sipit semua. dan suka menindas hak pribumi dengan ideologi negara mereka." Pungkas Ahmad di Kediri (10/11/2020).

Dan fakta menarik lainya ditemukan di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Teddy dan Missel adalah pasutri yang telah menikah 9 tahun dan memiliki 3 keturunan.

"Ya sebelum menikah awalnya memang takut karena pihak keluarga belum pernah memiliki hubungan beda etnis. Dan pada akhirnya kedua pihak setuju dan kami menyesuaikan kebudayaan yang berbeda. Ketika hari besar etnis masing-masing, keluarga juga kumpul-kumpul dan rukun." Kata Teddy di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun