Mohon tunggu...
Raditya Andreas
Raditya Andreas Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menantu Usang

30 Juni 2017   10:52 Diperbarui: 30 Juni 2017   12:59 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku terbangun dari lamunan.

"Semuanya lancar, baik-baik saja," jawabku singkat.

"Bagaimana dengan Callista? Kukira kau akan menikah dengannya bulan depan,"

Aku menggeleng. Pertanyaan itu tidak pernah aku harapkan. Tentang cinta, wanita bahkan pernikahan sekalipun aku tidak pernah lagi mau peduli.

"Apa kau sedang patah hati?" Arkansas melirik. Aku terpojok oleh pertanyaannya.

Tidak banyak cerita tentang Callista, yang pasti dia adalah perempuan pertama yang kukenal selama kurang lebih lima tahun aku bekerja di Jakarta. Lima tahun merupakan waktu yang singkat untuk sebuah kenangan yang berujung pada kepergian.

Jogja, 26 Juli 2001

 "Bagaimana aku bisa punya pasangan? Aku saja masih jadi seorang sarjana pengangguran!" bentakku pada ayahku.

Ayah duduk terdiam di meja ruang tamu, menyalakan televisi keras-keras lalu membaca kembali korannya. Ayahku memang banyak tuntutan, teristimewa tentang pasangan hidup.

 Arkansas terduduk di teras rumah, sembari memainkan kartu remi. Aku keluar, Arkansas masih asyik bermain dengan kartunya. Kami terdiam sejenak sampai ia memulai pembicaraan.

"Jadi, bagaimana? Kau masih tetap mau melajang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun