Mohon tunggu...
Seny Soniaty
Seny Soniaty Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Budaya dan Pembangunan Masyarakat

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berjuang Bersama Melawan Tuberkulosis

15 Agustus 2022   20:22 Diperbarui: 15 Agustus 2022   20:26 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Kader, Staf BIGS dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinkes Kota Bandung (Sumber: Dokumentasi Penulis)

I want to remind you that the struggle to end TB is not just a struggle against a single disease. It’s also the struggle to end poverty, inequity, unsafe housing, discrimination and stigma, and to extend social protection and universal health coverage. If the pandemic has taught us anything, it’s that health is a human right, not a luxury for those who can afford it.” (Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Director-General World Health Organization, 2021)

Mengakhiri tuberkulosis bukan sekadar perjuangan melawan satu penyakit, tapi juga melawan kemiskinan, ketidakmerataan, perumahan yang tidak layak, diskriminasi dan stigma. Itulah sepenggal pernyataan dari Direktur Jenderal, World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pengantarnya pada “Global Tuberculosis Report 2021”.

Sebagai upaya untuk memerangi Tuberkulosis (TB) di Kota Bandung, pada tanggal 9 s.d. 11 Agustus 2022, SSR Kota Bandung, dalam hal ini Bandung Institute of Governance Studies (BIGS), bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung, melaksanakan kegiatan Pelatihan Penyegaran Bagi Kader TBC Kota Bandung. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dalam mendukung program Eliminasi TB yang dicanangkan oleh PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI. Pada kegiatan tersebut hadir Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani, M.T. dan pelaksana program P2PL Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahmad Ganda Saputra, Amd. Kep., yang berperan sebagai narasumber. Selain itu, hadir petugas TB PKM Kujangsari, Susi Yuningsih, S.Kep. Ners, yang berperan sebagai fasilitator pada kegiatan pelatihan tersebut. Adapun peserta pelatihan, terdiri dari para kader kesehatan Kota Bandung dan pasien supporter.

Pemaparan Terapi Pencegahan Tuberkulosi (TPT) oleh pelaksana program P2PL Dinkes Kota Bandung, Ahmad Ganda Saputra, Amd. Kep. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Pemaparan Terapi Pencegahan Tuberkulosi (TPT) oleh pelaksana program P2PL Dinkes Kota Bandung, Ahmad Ganda Saputra, Amd. Kep. (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Pada kegiatan tersebut, para peserta mendapatkan materi tentang Informasi dasar TB, situasi terkini TB-HIV di Kota Bandung, Terapi Pencegahan TB (TPT), dan komunikasi efektif. Mereka juga mendapatkan pelatihan langsung pengisian berbagai formulir yang akan diisi di lapangan pada saat melakukan investigasi kontak pasiean TB. Simulasi lapangan dilakukan seolah-olah mereka sedang melakukan investigasi kontak pasien TB. Pelatihan Penyegaran Kader TB merupakan bentuk pembekalan para kader dalam melakukan kegiatan lapangan berupa investigasi kontak pasien TB dengan sasaran anggota keluarga pasien TB atau disebut kontak serumah dan para tetangga pasien TB yang disinyalir melakukan kontak dengan pasien TB tersebut.

Simulasi Investigasi Kontak Pasien TB, didampingi oleh Fasilitator Susi Yuningsih, S.Kep. Ners. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Simulasi Investigasi Kontak Pasien TB, didampingi oleh Fasilitator Susi Yuningsih, S.Kep. Ners. (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Apa itu Tuberkulosis? 

Tuberkulosis (TB), merupakan suatu penyakit menular dan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Sebelum pandemi Covid-19 terjadi, peringkat TB sebagai penyebab utama kematian di dunia berada di atas HIV/AIDS. TB disebabkan oleh basil Mycrobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menyebar melalui udara. Batuk merupakan salah satu aktivitas yang dapat menyebarkan bakteri tersebut ke udara. Batuk, juga merupakan gejala utama terinfeksi bakteri tersebut, terutama jika batuknya lebih dari 2 minggu. Gejala pendukung lain yang perlu diperhatikan yaitu adanya sesak nafas, meriang lebih dari 1 bulan, berkeringat terus menerus tanpa adanya aktivitas, dan penurunan berat badan.

Menurut data WHO, pada tahun 2017, Indonesia berada pada peringkat ketiga negara dengan jumlah kasus TB terbesar di dunia setelah India dan Tiongkok dimana jumlah kasus di India sebanyak 2,7 juta kasus, Tiongkok sebanyak 889.000 kasus, dan Indonesia sebanyak 842.000 kasus. TBC Indonesia, melalui laman tbindonesia.or.id melangsir bahwa di tahun 2017, di Indonesia, TB menyebabkan sekitar 1,3 juta kematian di antara orang dengan HIV negatif dan sekitar 300.000 kematian di antara orang dengan HIV positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun